Liputan6.com, Damaskus - Korban jiwa dampak serangan senjata kimia berupa gas beracun di Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah bertambah menjadi total 70 orang, 10 diantaranya adalah anak-anak.
Jumlah ini bertambah dua kali lipat dari laporan awal. Angka ini diestimasi oleh Aleppo Media Centre.
Jika digabungkan dengan korban luka, serangan nahas itu menimbulkan ratusan korban.
Advertisement
Jumlah korban sebenarnya masih fluktuatif. Beberapa lembaga pemerhati konflik Suriah melaporkan 70 total korban jiwa dan korban luka-luka.
Sementara itu, Syrian Observatory for Human Rights, lembaga HAM asal Inggris, menghitung jumlah korban sebesar 58 orang. Lembaga lain, seperti The High Negotiations Committee, menghitung jumlah korban mencapai angka 100 orang.
Serangan senjata kimia tersebut terjadi pada Selasa, 4 April 2017, pagi hari waktu setempat.
Kantor berita Barat menduga serangan itu didalangi oleh militer Suriah serta Rusia sebagai koalisi Presiden Bashar al-Assad.Â
Namun, kedua pihak membantah terlibat dalam serangan itu, seperti yang diberitakan CNN, Rabu, (5/4/2017). Presiden al-Assad mengaku pasukannya tidak menggunakan bahan gas kimia dalam peperangan.
Sementara itu Rusia berdalih tidak mengoperasikan pesawat pengebomnya saat serangan terjadi.Â
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, justru menyalahkan rezim Barack Obama yang dianggap lemah dan tidak mampu memberikan resolusi konflik di Suriah.
"Serangan yang menimbulkan korban tidak bersalah ini sangat mengguncang dunia...Obama sempat mengatakan akan menghapuskan penggunaan senjata kimia dalam konflik di Suriah. Namun, lihat, ia tak melakukan apa-apa," ujar Donald Trump.Â
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson juga ikut mengomentari serangan ini.
"Jika terbukti rezim al-Assad sebagai dalang serangan, sungguh, mereka telah melakukan sebuah kejahatan perang," kata Johnson.Â
Â