Sukses

ISIS: AS Dipimpin Seorang Idiot

ISIS tak hanya menyebut Trump seorang idiot, kelompok teroris brutal itu juga mengklaim Amerika telah bangkrut.

Liputan6.com, Washington, DC - Selama ini anggota dan pendukung ISIS kerap mengomentari Presiden Donald Trump dan kebijakan-kebijakannya. Meski demikian, hingga kelompok teroris brutal tersebut belum pernah sekalipun mengeluarkan pernyataan resmi mereka tentang sosok Trump.

Nama Trump tidak pernah disebut dalam media resmi ISIS -- Sarana yang biasanya sering mereka gunakan untuk mengkritik atau mengolok-olok Barack Obama dan para pemimpin dunia lainnya.

Kini, setelah lebih dari dua bulan pemerintahan baru AS berjalan, ISIS merilis pernyataan resmi mereka melalui sebuah rekaman audio. Mereka mencaci Trump idiot.

"Amerika, telah tenggelam dan tidak ada penyelamat. Anda telah menjadi mangsa bagi para prajurit kekhalifahan di setiap bagian di muka Bumi. Anda telah bangkrut dan tanda-tanda kematian Anda jelas bagi setiap mati," ujar Juru bicara ISIS Abu Hassan al-Muhajer seperti dikutip dari Independent, Rabu, (5/4/2017).

"Tidak ada bukti yang lebih meyakinkan daripada Anda saat ini tengah dipimpin oleh seorang idiot yang tidak tahu apa itu Suriah atau Irak atau bahkan Islam," kata jubir ISIS itu.

Sejumlah ahli terorisme berpendapat, beberapa pernyataan dan kebijakan Trump seperti larangan masuk ke AS bagi warga dari enam negara mayoritas muslim dapat dimanfaatkan sebagai propaganda kelompok itu.

Sebelumnya, nama Obama kerap disinggung ISIS. Menurut Amarnath Amarasingam, seorang peneliti senior di Institute for Strategic Dialogue di London, ISIS sering menyinggung Obama karena ia memiliki citra yang jauh lebih baik di dunia muslim. Fakta tersebut jelas menganggu kelompok itu. Demikian seperti dilansir The New York Times.

Rekaman audio terbaru milik ISIS ini merupakan yang kedua dalam empat bulan terakhir. Sosok al-Muhajer sendiri dianggap kurang dikenal dibanding pendahulunya, Abu Muhammad al-Adnani yang tewas tahun lalu dalam sebuah serangan udara.

Sebagai penutup pernyataannya, al-Muhajer menyinggung pula pengeboman di St Petersburg, Rusia, yang menewaskan 14 orang. Ia menyerukan untuk melakukan serangan lebih lanjut.