Liputan6.com, Jakarta - Dalam memperingati satu tahun dana kemitraan Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund, Pemerintah Inggris dan Indonesia mengumumkan sepuluh proyek kolaborasi riset dengan berbagai topik yang relevan dengan pembangunan sosial ekonomi Indonesia.
Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund adalah program yang bertujuan mendukung penelitian dan inovasi melalui pendanaan pemerintah dari kedua belah pihak.
Baca Juga
Empat mitra pelaksana dari Inggris (British Council, Royal Academy of Engineering, British Academy, dan Inovate UK), bekerja sama dengan tiga lembaga pemebri dana asal Indonesia, yakni Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).
Advertisement
Melalui skema pendanaan setara tersebut, DIPI menerima pendanaan untuk berbagai kegiatan bersama Newton Fund melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia.
"Saya dan Pemerintah Inggris berterima kasih atas kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Program yang kita umumkan, sebenarnya mencampur dana dari Newton Fund dan LPDP, jadi mencampur anggaran Indonesia dan anggaran Inggris untuk mendanai peneliti-peneliti yang berbakat, agar melakukan riset bersama dengan taraf internasional," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Moazzam Malik, di Gedung Ristekdikti, Rabu (5/4/2017).
Melihat antusiasme pemerintah Indonesia dan pihak Indonesia seperti DIPI, Pemerintah Inggris meningkatkan alokasi pendanaan tahunan dari 2 juta menjadi 3 juta pound sterling mulai tahun ini.
Total, dana kolaborasi antara Inggris dan Indonesia saat ini sebesar 8 juta pound sterling, dengan rincian 5 juta dari Pemerintah Inggris, 2 juta pound sterling dari DIPI, dan 1 juta dari Pemerintah Indonesia.
Dana sebesar 8 juta pound sterling tersebut akan membiayai 10 program yang baru diumumkan dalam peringatan satu tahun dana kemitraan Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund. Selain itu, dana tersebut juga akan membiayai 11 program yang akan diumumkan dua bulan lagi.
Sejauh ini, Pemerintah Inggris telah menginvestasikan dana riset untuk Indonesia sebesar 14,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 241 miliar hingga 2021.
Adapun area prioritas pendanaan UK-Indonesia Science & Technology Fund adalah kesehatan & ilmu pengetahuan, keamanan pangan, keamanan energi, resiliensi lingkungan, pengembangan urban berkelanjutan, kebijakan sains & teknologi, dan kelautan.
Menanggapi pendanaan setara yang dilakukan Pemerintah Inggris dan Indonesia tersebut, Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir mengatakan bahwa dana tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
"Mudah-mudahan ini bisa memberikan manfaat dan mensejahterakan masyarakat Indonesia," ujar Nasir kepada awak media.
Senada dengan Nasir, Moazzam berharap, Newton UK-Indonesia Science & Technology Fund dapat memberi manfaat kepada Indonesia.
"Harapannya adalah untuk membuat riset teknologi dan inovasi yang nyata, yang akan memberi manfaat masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk menciptakan kebudayaan ilmiah dan riset bertaraf internasional," ujar Moazzam.
"Karena ke depan, Indonesia dalam meningkatkan daya saingnya, perlu sumber daya manusia yang bersaing di tingkat dunia, tidak hanya di level universitas dengan para mahasiswa, tetapi juga di dunia riset inovasi dan teknologi."
"Tugas kami sebagai Inggris, untuk melihat Indonesia menjadi negara yang kuat, mandiri, dan mampu bersaing di level internasional, dan menjadi rekan bagi Inggris. Jadi ini merupakan investasi masa depan kita bersama, dengan moto saya adalah 'bekerja bersama, berhasil bersama'," imbuh Moazzam.