Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan ini beberapa perjanjian disepakati, salah satunya adalah tawaran untuk berbagi pengalaman soal rekonsiliasi.
"Indonesia menyambut baik upaya yang dilakukan pemerintah Afghanistan, dalam upaya menciptakan stabilitas dan kedamaian. Dan Indonesia siap berbagi pengalaman mengenai rekonsiliasi perdamaian," kata Jokowi saat memberikan pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Baca Juga
Peran Indonesia di Afghanistan memang bukan kali ini saja. Sebelumnya, RIÂ telah membangun Indonesia Islamic Center di Kabul. Bangunan ini dilengkapi dengan sarana ibadah, kesehatan, dan pendidikan untuk masyarakat Afghanistan.
Advertisement
Masjid Assalam berkapasitas 2.200 jamaah pun baru selesai dibangun.
"Indonesia Islamic Center visinya mendorong penyebaran Islam yang rahmatan lil alamin," imbuh Jokowi.
Indonesia juga sudah mengadakan pelatihan kepada 358 orang dalam 47 program kerja sama dengan Afghanistan. Kerja sama ini meliputi bidang pertanian, pemberdayaan perempuan, dan administrasi pemerintahan. Ke depan, peningkatan kapasitas ini akan diperluas ke bidang hukum, perumahan, pekerjaan umum, kebijakan fiskal, dan pendidikan tinggi.
Jokowi juga ingin kerja sama pedagangan ditingkatkan. Peluang kerja sama ini harus disambut dengan interaksi langsung antara pengusaha Indonesia dengan Afghanistan.
Kerja sama di bidang pemilu juga menjadi perhatian. Afghanistan rupanya ingin belajar bagaimana menyelenggarakan pesta demokrasi rakyat yang damai dan lancar serta terbuka seperti di Indonesia.
"Saya berharap kiranya implementasi terhadap 5 MoU yang baru saja ditandatangani dapat segera dilakukan," pungkas Jokowi.