Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara telah mendeklarasikan kesiapannya untuk berperang dengan Amerika Serikat. Negara itu juga tak gentar menghadapi aksi militer Presiden Donald Trump yang bertujuan untuk menghancurkan misil dan nuklir miliknya.
Negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu juga tak acuh terhadap pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson yang mengancam akan memperberat sanksi jika Korut tak menghentikan program nuklirnya.
Baca Juga
"Kekuatan nuklir Korea Utara adalah pedang yang berharga untuk keadilan dan menjadi tulang punggung untuk membela negara dan warga negara," kata Korean Central News Agency yang mengutip juru bicara Kemlu Korut. Demikian melansir The Independent pada Senin (10/4/2017).
Advertisement
"Kami memiliki kemampuan untuk merespons ancaman perang yang dikobarkan AS. Jika pebisnis yang kini jadi politikus AS (Donald Trump) itu berpikir akan menakut-nakuti kami, ia akan sadar bahwa metodenya gagal," lanjut keterangan dari jubir kemlu Korut.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Donald Trump mencela pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena 'bertindak konyol' setelah sukses menggelar uji coba tipe baru mesin roket nuklir.
Kim Jong-un menyebut uji coba itu merupakan langkah revolusiner bagi program luar angkasa negerinya.
Minggu lalu, Menlu Tillerson sudah memberikan sinyal lebih keras lagi dan kemungkinan aksi militer melawan Korut.
"Perlu saya tekankan lagi, kebijakan strategi kesabaran telah habis," kata Tillerson saat mengunjungi perbatasan zona demiliterisasi (DMZ).
"Kami telah memberikan sejumlah langkah diplomatik, keamanan hingga ekonomi. Semua tinggal dipilih," lanjutnya. Tensi makin memanas setelah serangkaian uji coba balikstik dilakukan Korea Utera. Termasuk hulu ledak nuklr berkemampuan inter-kontinental.
Korut juga disebut-sebut telah memperbaharui sistem persenjataan mereka dan melanggar resolusi PBB.