Sukses

Maskapai AS Tega Seret Penumpang demi Berikan Kursi untuk Stafnya

Demi memberikan kursi bagi empat stafnya, pihak maskapai United Airlines tega menyeret penumpang.

Liputan6.com, Washington, D. C. - Maskapai penerbangan komersial Amerika Serikat, United Airlines, memaksa seorang penumpangnya meninggalkan kursi dan turun dari pesawat dengan nomor penerbangan 3411.

Padahal, burung besi tersebut bersiap lepas landas dari Chicago ke Louisville, Kentucky. Insiden itu berlangsung pada Minggu 9 April 2017 waktu setempat.

Peristiwa tidak menyenangkan yang dilakukan pihak United Airlines itu terjadi demi memberikan kursi bagi empat karyawan mereka. Sementara, kondisi pesawat pada saat itu overbooked atau kelebihan penumpang.

Sebagai gantinya, empat orang penumpang yang dipilih secara acak menggunakan sistem komputer diminta secara sukarela untuk meninggalkan kursi dan turun dari pesawat. Meski mereka telah lebih dulu melakukan pemesanan kursi serta sudah duduk di dalam pesawat yang siap terbang itu.

"Maskapai United Airline mengalami overbooked dan menginginkan 4 penumpang secara sukarela memberikan kursi kepada karyawan mereka," demikian kicauan dari pemilik Twitter @JayseDavid yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

Anspach dan seorang saksi mata lainnya, Tyler Bridges merekam insiden itu menggunakan kamera video ponsel sebelum akhirnya mengunggahnya ke akun media sosial Twitter mereka.

Berikut video yang direkam oleh Bridges dan Anspach:

Video tersebut merekam kejadian dari dua sudut yang berbeda. Keduanya menunjukkan tiga petugas keamanan memaksa seorang penumpang untuk meninggalkan kursinya dengan cara kekerasan.

Sang penumpang, yang mengaku sebagai dokter dan bepergian untuk bertemu dengan pasiennya itu menolak meninggalkan kursi dan turun dari pesawat.

Lantas, ia dipaksa dengan cara ditarik, diangkat, dan diseret. Rekaman juga menunjukkan bahwa, kepala penumpang itu sempat terbentur ke sebuah kursi. Peristiwa itu menyebabkan darah keluar dari hidungnya.

CEO United Airlines Oscar Munoz sangat menyayangkan insiden yang mencoreng nama maskapai yang berbasis di Chicago itu.

"Ini sungguh insiden yang sangat disayangkan pihak United Airlines. Saya meminta maaf karena telah mengubah rencana akomodasi penumpang itu. Tim kami dengan cepat sedang menyelesaikan insiden ini dan bekerja sama dengan pihak yang berwenang untuk meninjau secara detail tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kami juga berusaha untuk berkomunikasi dengan sang penumpang untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Munoz seperti dilansir CNBC, Selasa, (11/4/2017). 

Petugas Chicago Department of Aviation menjelaskan bahwa insiden itu melanggar standar penerbangan.

"Insiden di penerbangan 3411 itu tidak sesuai dengan peraturan dan prosedur operasi standar, dan perbuatan petugas keamanan tersebut tidak dapat dimaafkan...petugas keamanan telah diskors untuk menunggu hasil pemeriksaan lanjutan," ujar juru bicara Chicago Department of Aviation.

Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, Kepolisian Chicago mengeluarkan pernyataan bahwa luka yang diderita oleh penumpang dalam insiden itu disebabkan oleh dirinya sendiri setelah yang bersangkutan terjatuh dan kepalanya membentur sandaran lengan kursi penumpang lain. 

Insiden ini kembali menimbulkan amarah publik kepada United Airlines. Bulan lalu, maskapai itu juga melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada penumpangnya setelah dua di antara mereka dilarang naik pesawat karena menggunakan celana legging.

Kasus pemaksaan penumpang untuk turun dari pesawat United Airlines 3411 itu masih dalam proses penyelidikan.