Sukses

Polwan Berjilbab Gugur Saat Lindungi Jemaat Gereja Koptik Mesir

Sang polisi berhijab itu bernama Nagwa Abdel-Aleem. Saat itu ia bertugas untuk mengamankan misa Minggu Palma di Gereja Koptik Mesir.

Liputan6.com, Alexandria - Warga Mesir masih berduka atas tragedi yang menimpa jemaat dua gereja Koptik akibat serangan bom. Namun, mereka memberi penghormatan dan pujian kepada salah seorang polisi berjilab yang tewas ketika mencoba menghentikan pengebom bunuh diri yang mencoba masuk ke Gereja Koptik Alexandria.

Setidaknya 44 orang tewas dalam ledakan di Gereja St George di Tanta dan Gereja Katedral Saint Mark di Alexandria.

Sang polisi berhijab bernama Nagwa Abdel-Aleem. Saat itu, ia bertugas untuk mengamankan misa Minggu Palma. Ia berhasil mencegah pelaku pengeboman yang mencoba melewati titik pengamanan.

Tak bisa masuk lebih dalam lagi, bomber itu meledakkan dirinya di pintu utama. Dilansir dari The Independent, Selasa (11/4/2017), pelaku diduga mengincar Paus Tawadros II yang telah meninggalkan gereja beberapa menit sebelumnya.

Abdel-Aleem adalah petugas perempuan Mesir pertama yang meninggal dalam tugas. Media-media Mesir melaporkan perempuan 55 tahun itu memiliki dua anak laki-laki -- yang juga anggota polisi yang gugur dalam tugas.

Fotonya bersama sang suami, letnan angkatan darat beredar viral di media sosial dengan penuh pesan penghormatan.

"Petugas polisi muslim berjilab kehilangan nyawanya karena melindungi Katedral Koptik Alexandria. Jangan pernah menilai dari penampilan, tapi nilailah dari perbuatan," kata salah satu akun di Twitter.

Serangan bom itu terjadi pada Minggu Palma atau seminggu sebelum Paskah Koptik. Juga menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Mesir pada akhir April 2017.

Kristen merupakan agama minoritas di Mesir. Di negeri itu, hanya 10 persen penganut Kristen dari 90 juta populasi penduduk Mesir yang mayoritas Islam. Mereka kerap kali menjadi target penyerangan oleh kelompok teroris semejak gonjang ganjing politik 2011.

Serangan pada hari Minggu lalu itu membuat warga marah kepada Presiden Abdel Fattah al-Sisi yang kerap berjanji akan menumpas habis kelompok garis keras.

Pemerintah Mesir telah mengeluarkan status negara dalam darurat untuk waktu tiga bulan ke depan. Mereka telah mengerahkan tentara di lokasi umum untuk menjaga keamanan.