Liputan6.com, Manila - Ribuan warga Filipina yang berada di Malaysia dideportasi kembali ke negara asalnya. Deportasi besar-besaran itu dilakukan sebagai bagian dari kebijakan repatriasi Negeri Lumbung Padi tersebut.
Selama beberapa dekade, sejumlah warga negara Filipina telah menyeberang secara ilegal ke Sabah, Malaysia, untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
Baca Juga
Sebagian besar dari ribuan warga Filipina yang dideportasi dari Malaysia berasal dari etnis Mindanao. Tujuan mereka masuk ke Malaysia dan menetap di sana adalah untuk keluar dari kondisi kemiskinan dan perang sipil.
Advertisement
"Kita bisa dapat uang di Sabah. Meski dengan pekerjaan kasar, kami bisa mendapatkan uang. Tidak seperti di Sulu, tempat saya berasal," ujar Jessica Ali, salah satu imigran ilegal asal Filipina yang mencari penghidupan di Malaysia, seperti yang dikutip Al Jazeera, Selasa, (11/4/2017). Perempuan itu telah berkali-kali dideportasi.
Terakhir kali dideportasi, Ali sedang hamil dan terpaksa harus melahirkan di tempat penampungan imigran ilegal.
Negeri Jiran telah banyak melakukan operasi penangkapan dan penahanan warga Filipina selama beberapa dekade. Sepanjang operasi itu, dilaporkan terjadi sejumlah kasus kekerasan yang dilakukan aparat imigrasi terhadap warga Filipina yang dideportasi.
Pada November 2016, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menandatangani nota kerja sama mengenai deportasi masal warga negara Filipina yang menetap di Malaysia secara ilegal dan/atau tanpa bukti dokumentasi yang sah.
Duterte bertekad memperbaiki hubungan Filipina dengan Sabah yang sempat kendur pada beberapa tahun terakhir, khususnya pada masa Pilpres Filipina 2016. Meski begitu, isu imigran ilegal Filipina di Sabah tidak menjadi agenda pembicaraan saat kunjungan kenegaraan Duterte ke Kuala Lumpur pada 2016 lalu.