Sukses

Tanpa Hewan Ini, Manusia Mungkin Tak Akan Ada di Muka Bumi

Fosil seekor binatang kuno diyakini sebagai salah satu contoh keberadaan hewan bertulang belakang awal yang tinggal di daratan.

Liputan6.com, Edinburgh - Seekor hewan kuno yang ditemukan di bebatuan di perbatasan Skotlandia, diyakini sebagai salah satu contoh keberadaan hewan bertulang belakang awal yang tinggal di daratan.

Fosil bernama Tiny tersebut, menyingkap tabir periode kunci atas sejarah evolusi Bumi. Tiny memiliki empat kaki, sepasang paru-paru, dan lima jari.

"Ini merupakan satu langkah kecil untuk Tiny, namun satu lompatan besar bagi vertebrata," ujar ahli paleontologi Dr Nick Fraser seperti dikutip dari BBC, Selasa (11/4/2017).

"Tanpa Tiny, tidak akan ada burung, dinosaurus, buaya, mamalia, kadal, dan tentu saja kita tak akan ada di sini."

"Jadi satu langkah itu sangat krusial. Dan fosil ini berada di perbatasan Skotlandia," kata Fraser.

Terdapat sejumlah fosil dari periode penting dalam sejarah evolusi yang dikenal dengan Romer's Gap.

Sebelumnya, beberapa ahli paleontologi telah menegaskan bahwa kesenjangan dalam catatan fosil karena rendahnya level oksigen rata-rata di atmosfer Bumi.

Tapi penemuan terbaru dari beberapa makhluk berkaki empat seperti Tiny, menunjukkan banyak tetrapoda berkembang di darat sekitar 360 juta tahun lalu.

Seorang kolektor lapangan, Stan Wood, menghabiskan beberapa dekade mencari fosil untuk mengisi Romer's gap. Pada akhir 2000-an, ia mulai mengekskavasi sejumlah fosil penting di dekat sungai Whiteadder di East Lothian.

Ia menghubungi direktur ilmu alam di National Museum di Skotlandia, Nick Fraser, untuk memperingatkannya.

Anggota Tweed Project kemudian mengumpulkan bebatuan dari wilayah tersebut dan menganalisisnya menggunakan CT scan.

Banyak tetrapoda yang berukuran seperti anjing. Tak mengherankan jika fosil dengan tengkorak berukuran 4 cm dijuluki Tiny -- dalam bahasa Inggris berarti kecil.

2 dari 2 halaman

Manusia Berasal dari Ikan?

Pada 2010, dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences disebut bahwa manusia harus 'berterima kasih' pada nenek moyangnya -- ikan prasejarah -- yang membuka jalan evolusi manusia.

Dijelaskan, sekitar 360 juta tahun lalu, terjadi peristiwa kepunahan massal hingga memutar ulang kehidupan di Bumi.

Peristiwa itu melontarkan vertebrata atau mahluk bertulang belakang, dari air ke tanah, termasuk ikan-ikan purba. Spesies yang beruntung selamat dari tahapan ini menjadi pioner menuju tahapan evolusi vertebrata modern.

Pada saat itu ilmuwan menemukan ikan yang diduga jadi nenek moyang makhluk yang memiliki anggota tubuh, seperti manusia. Ia diduga mengalami proses evolusi dengan pembentukan kaki belakang sebelum mereka pindah ke tanah.

Para ilmuwan menyelidiki fosil ikan berusia 375 juta tahun yang dikenal sebagai Tiktaalik roseae yang ditemukan pada 2004 lalu di Ellesmere Island di utara Kanada.

Punya kepala datar yang lebar dan gigi tajam, Tiktaalik mirip campuran ikan dan buaya. Ia bisa tumbuh hingga sepanjang 2,7 meter, memiliki bahu, siku, dan pergelangan tangan parsial yang memungkinkan ia bergerak di tanah.

Hal itu membuatnya menjadi contoh hewan perantara terbaik dari hewan bersirip dan hewan beranggota badan. Menandai lompatan evolusioner dari air ke darat untuk vertebrata.

Namun, penulis utama studi, Neil Shubin, ahli paleontologi di University of Chicago, memperingatkan bahwa Tiktaalik bukanlah nenek moyang dari semua vertebrata berkaki. Setidaknya ia merupakan kerabat terdekat yang dikenal.

"Tapi bukan satu-satunya nenek moyang langsung," kata dia. "Seperti sepupu terdekat kita."

Video Terkini