Sukses

Nenek Moyang Dinosaurus Ternyata Mirip Buaya dan Komodo

Ilmuwan menemukan bukti bahwa dinosaurus memiliki nenek moyang seperti buaya dan komodo.

Liputan6.com, London - Sebuah penelitian menunjukkan keturunan awal dinosaurus memiliki sejumlah fitur yang menyerupai buaya dan aligator.

Banyak paleontolog yang mengandai-andai seperti apa rupa keturunan awal dinosaurus, karena sejumlah fosil yang dapat memberikan bukti konkret tentang rupa hewan itu sangatlah terbatas.

Beberapa mengasumsikan hewan itu berjalan dengan dua kaki dan terlihat seperti miniatur dinosaurus. Namun, kini makhluk itu dideskripsikan berjalan dengan empat kaki seperti buaya.

Ilmuwan menjelaskan bahwa hewan yang berjalan seperti buaya itu merupakan hewan karnivora dengan tinggi 2 hingga 3 meter, tersebar di selatan Tanzania dan hidup sekitar 245 juta tahun yang lalu pada periode Triasic, jauh sebelum dinosaurus besar hidup.

"Hewan kecil ini disebut dengan nama Teleocrater. Ia tidak terlalu besar...ia mungkin hanya seukuran dengan rata-rata anjing rumah pada umumnya," kata Profesor Paul Barrett dari London Natural History Museum, penulis jurnal ilmiah yang membahas tentang Teleocrater, kepada BBC Radio 5 seperti yang dikutip BBC, Kamis, (13/4/2017).

Profesor itu juga menjelaskan bahwa Teleocrater terlihat seperti komodo.

"Secara visual, hewan itu terlihat seperti komodo yang berukuran besar yang disilangkan dengan hewan lain," tambah Barrett.

Keturunan awal dinosaurus itu diberi nama latin Teleocrater rhadinus. Ia muncul pertama kali pada periode setelah kepunahan nenek moyang pertama dinosaurus, yakni archosaurus, dan masih berada pada satu garis keturunan dengan nenek moyang buaya serta aligator modern.

Hal itu membuat anatomi tubuh Teleocrater nampak seperti kombinasi dari dinosaurus dan buaya. Misalnya, hewan itu memiliki persendian pergelangan kaki seperti buaya dan sejumlah karakteristik yang menyerupai dinosaurus.

Fosil pertama yang mendukung keberadaan hewan menyerupai komodo itu ditemukan di Tanzania pada 1933. Tulang belulang itu diteliti di London's Natural History Museum tahun 1950. Namun, spesimen itu tidak lengkap karena ilmuwan belum berhasil menemukan tulang persendian pergelangan kaki yang merupakan aspek paling vital dari Teleocrater.

Maka, pada saat itu ilmuwan belum mampu mengatakan apakah hewan itu masih satu famili dengan dinosaurus.

Spesimen baru yang ditemukan pada tahun 2015 di timur Afrika berhasil menjawab sejumlah pertanyaaan yang belum terungkap. Spesimen itu menunjukkan bahwa Teleocrater merupakan keturunan awal dari archosaurus dan crocodylian (nenek moyang buaya).

"Temuan itu dapat mengubah ide kita tentang keturunan paling awal para dinosaurus...namun, temuan baru ini justru makin menimbulkan banyak pertanyaan ketimbang menjawab pertanyaan," kata Sterling Nesbitt dari Virginia Tech in Blacksburg.

Teleocrater hidup di sejumlah wilayah di Afrika, Rusia, India, hingga Brasil.

Tim ilmuwan masih akan meneliti lebih lanjut mengenai salah satu nenek moyang dinosarus ini. Hasil penelitian awal telah terbit di jurnal ilmiah Nature.