Liputan6.com, Jenewa - Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut ratusan hingga ribuan orang meninggal setiap tahun karena terpaksa meminum air yang terkontaminasi sejumlah kotoran.
Badan kesehatan di bawah naungan PBB itu pun mendesak agar setiap negara mampu menjamin warganya untuk mengakses air dan sanitasi yang bersih.
Baca Juga
Israel Klaim Serang Hamas di RS Kamal Adwan, Kini Fasilitas Kesehatan Utama Terakhir di Gaza Utara Tak Bisa Beroperasi
VIDEO: Detik-Detik Video Dirjen WHO Berlari di Dalam Bandara Yaman yang Dihantam Serangan Israel
VIDEO: Dirjen WHO Konfirmasi Dirinya Selamat dari Serangan Israel ke Bandara di Ibu Kota Yaman
"Kini, hampir dua juta orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi dengan tinja, sehingga meningkatkan risiko manusia terjangkit kolera, disentri, typhus, dan polio...meminum air terkontaminasi menyebabkan 500.000 kematian yang disebabkan diare tiap tahunnya dan itu merupakan faktor penyebab kematian yang sering diabaikan oleh banyak negara," kata Dr Maria Neira, Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat WHO, seperti yang dikutip Asian Correspondent, Jumat, (14/4/2017).
Advertisement
WHO mendesak setiap negara menyelenggarakan dana untuk meningkatkan kualitas air dan sanitasi yang bersih.
Menurut laporan PBB tentang Water Global Analysis and Assessment of Sanitation and Drinking-Water (GLAAS) tahun 2017, setiap negara harus meningkatkan anggaran penyediaan air bersih dan sanitasi agar mencapai rata-rata minimum sebesar 4,9 persen dalam kurun waktu 3 tahun.
Sekitar 80 persen negara melaporkan masih belum mampu mencapai rata-rata minimum yang ditetapkan PBB dengan alasan minim pendanaan.
Negara yang belum mencapai rata-rata yang diatur PBB hanya mampu menyediakan infrastruktur mendasar, tapi tidak mampu menyediakan dana untuk pemeliharaan serta keberlanjutan fasilitas tersebut.
Sehingga, untuk mencapai target PBB sebesar 4,9 persen, negara harus mampu mencari pendanaan yang lebih besar.
Ketersediaan air dan sanitasi bersih merupakan salah satu proyek jangka panjang PBB untuk mencapai Sustainable Development Goals pada 2030. Untuk mencapai target ambisius ini, Bank Dunia menggelontorkan dana pembangunan infrastruktur sebesar US$ 114 miliar per tahun, belum termasuk dana pengoperasian dan pemeliharaan.
PBB telah memilih sebanyak 95 negara yang diseleksi dari total 147. Ke-95 negara itu dianggap mampu melakukan penyaluran dana dengan baik sesuai dengan target Millenium Development Goals untuk menyediakan sumber air dan sanitasi bersih. Diharapkan, untuk beberapa tahun mendatang, peningkatan pendanaan dapat dilakukan.
"Ini tantangan yang harus kita pecahkan...meningkatkan pendanaan pada bidang itu mampu memberikan keuntungan bagi perkembangan kesehatan manusia, memicu pertumbuhan lapangan pekerjaan, dan memastikan tak ada lagi negara yang tertinggal," ujar Guy Ryder, Kepala Bidang Air PBB dan Direktur ILO.