Liputan6.com, Jakarta - Sejarah mencatat kisah seorang raja yang rela turun takhta demi seorang perempuan dari tanah seberang yang sudah menjanda dua kali.
Atau ratu Mesir yang membuat dua pria paling kuat di Romawi, seorang kaisar dan lainnya jenderal, mabuk kepayang.
Advertisement
Baca Juga
Sejumlah perempuan berperan penting membawa perubahan pada roda zaman, meski predikat "penuh skandal" dilekatkan kepada mereka.
Para kaum hawa tersebut memikat hati orang-orang di sekitarnya, menentang norma sosial dan tadisi pada zamannya.
Terlepas dari peran dan profesinya dalam masyarakat--ada penari, penguasa, sosialita, juga seorang lady --perempuan- perempuan tersebut radikal pada masanya. Siapa saja mereka?
Berikut 5 perempuan "penuh skandal" yang ikut mengubah jalannya sejarah, seperti dikutip sebagian dari situs The Vintage News, Sabtu (15/4/2017):
1. 'Bloody Mary, Sang Ratu Inggris
Ada 10 perempuan yang pernah memerintah Kerajaan Inggris, termasuk Ratu Elizabeth II. Salah satu dari mereka dijuluki "Bloody Mary".
Mendengar nama Bloody Mary, pikiran sejumlah orang langsung mengarah ke koktail mewah, campuran dari vodka, jus tomat, dan kombinasi sejumlah rempah.
Sebelum julukan minumal beralkohol itu mengemukan, istilah "berdarah" itu lekat pada nama Mary I, Ratu Inggris dan Irlandia yang memerintah pada 1553 hingga kematiannya pada 1558.
Ia akan selalu diingat dalam sejarah sebagai sosok kejam yang memerintahkan hukuman bakar hidup-hidup kepada 280 orang yang dianggap membangkang keputusannya soal agama. Karena itulah ia dijuluki Bloody Mary oleh rakyatnya.
Mary adalah satu-satunya keturunan Henry VIII dari istri pertamanya, Catherine of Aragon.
Ia menggantikan adik tirinya yang sakit-sakitan, Edward VI. Sang adik yang tak menyukai Mary gara-gara perbedaan agama.
Edward VI menunjuk sepupunya, Lady Jane Grey, sebagai ratu. Namun, Mary yang tak terima dengan keputusan itu mengumpulkan para pendukungnya untuk memenggal Jane yang baru bertakhta selama 9 hari.
Meski sudah didahului tiga ratu: Matilda, Margaret, dan Lady Jane, Mary I dianggap penguasa perempuan pertama yang benar-benar memerintah Inggris.
Advertisement
2. Wallis Simpson
Wallis Simpson adalah seorang sosialita asal Amerika Serikat yang  lahir pada 1896. Ia sudah dua kali menikah. Perempuan itu awalnya menikah dengan perwira Angkatan Laut AS, Win Spencer. Namun, tak lama kemudian keduanya bercerai.
Pernikahan kedua dijalani bersama eksekutif sebuah perusahaan pelayaran Inggris, Ernest Simpson.
Namun, ketika masih terikat pernikahan keduanya itu, ia terlibat hubungan terlarang dengan Edward, Prince of Wales atau putra mahkota Kerajaan Inggris.
Dua tahun setelah pernikahan, Wallis menceraikan suami keduanya agar bisa menikah dengan Edward yang kala itu dinobatkan jadi Raja Inggris.
Edward melamar Wallis pada 1936, yang memicu skandal dan krisis besar di Britania Raya.
Pernikahan itu ditentang habis-habisan. Apalagi, sebagai penguasa monarki, Edward VIII juga otomatis menjadi pemimpin Gereja Inggris (Church of England) yang melarang seseorang yang bercerai menikah lagi selama bekas pasangannya masih hidup.
Ditambah, Wallis tak hanya punya satu mantan, tapi dua sekaligus. Namun, Edward bergeming. Ia berkukuh menikahi kekasihnya itu.
Agar bisa melakukannya, Edward terpaksa turun takhta dan digantikan adiknya, Albert, yang dinobatkan sebagai George VI, yang kemudian mewariskan kekuasaan pada Ratu Elizabeth II.
"Saya, Edward VIII, Raja Inggris...dengan ini menyatakan keputusan saya yang tak bisa dibatalkan, untuk meninggalkan takhta untuk diri saya sendiri dan juga untuk anak keturunan saya," tulis dia dalam surat tersebut, seperti Liputan6.com kutip dari Vancouver Sun.
Ia menandatangani surat penyerahan takhtanya, Kamis pagi 10 Desember 1936, di depan saudara-saudaranya dan para pengacara.
Kekuasaannya berakhir di hari ke-325. Ia bahkan belum sempat dinobatkan secara resmi sebagai raja.
Setelah tak jadi raja, Edward memilih gelar His Royal Highness the Duke of Windsor, sementara Wallis jadi Her Grace.
Pasangan itu menikmati status sebagai selebritas, meski hanya sementara. Mereka tinggal di Bahama dari 1940 hingga 1945, di mana Sang Duke menjabat sebagai gubernur.
Keduanya diduga sebagai simpatisan Nazi, bahkan bertemu dengan Adolf Hitler pada 1937.
Tak seperti pernikahan sebelumnya yang seumur jagung, Wallis menjadi istri Edward selama 35 tahun sampai kematiannya pada 1972.
Setelah itu, perempuan tersebut mengasingkan diri, jarang terlihat di depan umum. Wallis Simpson tetap menjadi tokoh kontroversial dalam sejarah Inggris.
3. Cleopatra
Cleopatra VII Philopator adalah salah satu penguasa Mesir Kuno paling terkenal sepanjang sejarah. Ia juga pemimpin perempuan paling termasyhur.
Sebagai penguasa aktif terakhir Mesir Kuno, ia bertakhta sebagai firaun dalam masa singkat sebelum kerajaannya kemudian menjadi salah satu provinsi Kekaisaran Romawi.
Ada banyak hal yang menakjubkan tentang Cleopatra, selain kuku-kukunya yang dicat merah menyala. Ia adalah sosok yang dinamis.
Cleopatra adalah satu dari sedikit orang dalam keluarganya yang bisa berbahasa Mesir.
Ia memang bukan asli Mesir. Keluarganya berakar dari Yunani, tepatnya Makedonia, dan merebut kekuasaan Mesir setelah wafatnya Alexander Agung.
Dalam perannya sebagai Firaun Mesir, ia merepresentasikan diri sebagai reinkarnasi Dewi Isis.
Salah satu episode paling terkenal dalam hidupnya adalah ketika ia diam-diam menyelundupkan diri ke Istana Julius Caesar. Diduga karena Cleopatra ingin mendapat keuntungan dari sang kaisar.
Dalam biografi Julius Caesar karya Plutarch, digambarkan bagaimana Cleopatra melewati sejumlah pengawal yang berjaga ketat, bersembunyi dalam gulungan karpet-- dengan bantuan pembantunya, Apollodorus, yang menggendong alas itu itu.
Hanya sembilan bulan setelah pertemuannya dengan Caesar, Cleopatra melahirkan Ptolemeus Caesar pada 47 Sebelum Masehi.
Akibatnya, Caesar mengurungkan niatnya menjajah Mesir dan justru mendukung Cleopatra sebagai penguasa Mesir.
Saat Julius Caesar dibunuh pada 44 SM, Cleopatra dan kekasihnya, Mark Antony, menentang pewaris takhta Augustus dan berusaha mengangkat anaknya jadi penguasa Romawi.
Cleopatra melahirkan anak kembar hasil hubungannya dengan Antony.
Namun, keduanya berakhir tragis. Antony bunuh diri menyusul kekalahannya dari pasukan Augustus. Tak lama kemudian, Cleopatra menyusul kekasihnya ke alam baka.
Advertisement
4. Isadora Duncan
Meski lahir di California, Amerika Serikat, Isadora Duncan menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di Eropa Barat dan Uni Soviet.
Hidupnya berakhir secara tiba-tiba dan tragis, yakni tercekik selendangnya yang terlilit ban mobil. Meski demikian, ia adalah salah satu penari paling terkenal lagi penting.
Tak hanya menggerakkan tubuhnya mengikuti irama, Duncan melanggar aturan, menumbangkan tradisi, dan membongkar ulang konsep tari sebagai "seni yang sakral".
Duncan menganut filosofi dalam menari. Ia yakin sumber semua gerakan adalah chakra ketiga atau solar plexus -- yang berhubungan dengan kemauan, obsesi, kekuatan, kesehatan, dan tenaga yang letaknya di seputar perut atau ulu hati.
Gerakan melompat-lompat yang tak dimasukkan dalam teknik balet, menyatu secara sempurna dalam gerakan tarinya.
Pada akhirnya, Isadora Duncan menjadi pencipta tari modern.
Tak hanya pada tari, ia juga mendobrak norma sosial dan tradisi. Sebagian besar kehidupan pribadinya penuh skandal serta kemalangan.
Ia adalah seorang biseksual, pendukung komunisme, dan ateis. Pada masanya, abad ke-20, Isadora Duncan dianggap kelewat batas.
Kekasih sesama jenisnya adalah Mercedes de Acosta yang merupakan penyair, dramawan, dan penulis novel asal AS.
Meski demikian, Duncan punya dua anak hasil dari perkawinannya. Namun tragisnya, sang anak tewas tenggelam dalam sebuah insiden di Sungai Seine.
Sang penari juga punya bayi lain yang meninggal setelah dilahirkan.
Isadora Duncan juga menikah dengan penyair Rusia, Sergei Yesenin, yang usianya 18 tahun lebih muda. Dua tahun setelah perpisahan mereka, Yesenin bunuh diri.
Isadora Duncan meninggal dalam kecelakaan mobil yang dianggap aneh 14 September 1927 malam, di Nice, Prancis.
"Isadora Duncan, penari Amerika, menemui akhir yang tragis di Riviera, Nice. Menurut kabar dari Nice, Duncan terlempar dari mobil terbuka yang ia kendarai dan tewas seketika akibat empasan di trotoar batu," demikian dilaporkan The New York Times kala itu.
5. Lady Godiva
Legenda menyebut, Lady Godiva mengendarai kuda dalam kondisi telanjang di jalanan Coventry.
Tubuhnya yang tanpa busana hanya ditutupi oleh rambut panjangnya yang indah. Kisah itu diyakini berasal dari permulaan abad ke-13.
Menurut versi yang menyebar dalam masyarakat, sang Lady menaruh iba pada masyarakat Coventry yang menderita akibat pajak kelewat tinggi yang ditetapkan suaminya sendiri.
Ia sudah berkali-kali merayu pasangannya, tapi tak mempan.
Lelah dengan permintaan Lady Godiva yang terus-terusan diucapkan, pria tersebut akhirnya mengabulkannya, tapi dengan satu syarat: istrinya itu harus telanjang dan naik kuda di jalanan kota.
Perintah pun dikeluarkan, setiap orang harus tinggal di dalam rumah dengan jendela tertutup.Â
Sejarawan dibuat bingung dengan berbagai versi dan sumber yang menceritakan kisah Lady Godiva.
Beberapa dari ahli mengidentifikasi unsur-unsur upacara kesuburan sesuai keyakinan pagan dalam narasi tersebut. Mungkin hal itu ritual untuk merayakan datangnya musim semi.
Terlepas benar tidaknya kisah tersebut, legenda tentang Lady Godiva yang naik kuda telanjang demi rakyat, masih dianggap sebagai salah satu peristiwa yang paling ikonik dalam sejarah.
Selain itu, menurut legenda, ada satu orang bernama Tom, yang tidak mengikuti aturan dan mengintip apa yang dilakukan Lady Godiva. Tindakan pemuda itu mengilhami istilah 'Peeping Tom' yang mewakili tukang intip.
Maka dari itu, legenda Lady Godiva dipandang sebagai salah satu contoh yang paling terkenal dari voyeurisme, yakni kondisi kelainan di mana seseorang memiliki prefensi tinggi untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat orang lain yang tanpa busana.Â
Advertisement