Liputan6.com, Istanbul - Seorang jaksa Turki mengatakan, pihaknya telah membuka penyelidikan terhadap 17 orang yang diduga mengobarkan kudeta militer gagal pada 15 Juli 2016. Mereka yang diselidiki termasuk di antaranya sejumlah pejabat Amerika Serikat, akademisi, dan politisi.
Sejumlah tokoh AS yang diselidiki antara lain, mantan Direktur CIA John O. Brennan, Senator Chuck Schumer, mantan jaksa Preet Bharara, dan David Cohen yang menjabat sebagai Wakil Direktur CIA ketika kudeta terjadi. Demikian menurut kantor berita Anadolu seperti dilansir the New York Times, Minggu, (16/4/2017).
Penyelidikan tersebut diumumkan hanya sehari sebelum referendum nasional digelar untuk menentukan apakah Turki masih mempertahankan sistem parlementer atau beranjak ke sistem presidensial yang memberikan Presiden Recep Tayyip Erdogan kekuasaan lebih luas. Spekulasi berkembang bahwa kedua peristiwa ini saling terkait.
Advertisement
Namun tidak dijelaskan lebih lanjut keterlibatan para tokoh AS tersebut dalam kudeta militer.
Sepanjang kampanye dalam mendukung sistem presidensial, Presiden Erdogan dan sekutunya kerap melontarkan pernyataan yang memicu ketegangan dengan negara-negara Eropa. Langkah Erdogan tersebut dipandang sebagai upaya untuk meraih suara pemilih nasionalis.
Baca Juga
Menurut Soner Cagaptay, penuli buku biografi Erdogan berjudul "The New Sultan", upaya sang presiden untuk "melawan" Amerika dilandaskan pada niat yang sama.
"Kampanye 'Yes' untuk referendum masih belum aman. Masih harus mencari musuh asing dan konspirasi untuk memobilisasi dukungan kelompok nasionalis dan Islam," ujar Cagaptay yang juga seorang peneliti Turki di Washington Institute.
Sementara itu, Direktur untuk Program Timur Tengah di the Woodrow Wilson International Center Henri J. Barkey berpendapat, penyelidikan merupakan respons tit-for-tat atas penangkapan seorang eksekutif di bank milik Turki di New York.
"Ini bagian dari itu: Anda menangkap orang kami, dan kami bisa melakukan hal yang sama," klaim Barkey yang termasuk dalam daftar mereka yang diselidiki.
Bharara yang dipecat oleh rezim Trump pada bulan lalu dikabarkan tengah menyelidiki Reza Zarrab, seorang pedagang kaya Turki terkait koneksinya dengan dengan Presiden Erdogan. Ada seorang Turki lagi yang ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan, yaitu seorang banker Mehmet Hakan Atilla.
Para analis berspekulasi, penyelidikan yang dilakukan Turki boleh jadi merupakan cerminan dari harapan berkurangnya keterlibatan negara itu dalam kampanye AS untuk merebut Raqqa dari cengkeraman ISIS.
Pendapat lain menyebut, investigasi menunjukkan jaksa terlalu bersemangat untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Erdogan atau Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpinnya.