Liputan6.com, Washington, DC - Seminggu lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa pihaknya telah memerintahkan kapal induk AS menuju Laut Jepang sebagai pesan penting bagi Korea Utara. Kapal itu juga memberi kesempatan kepada Presiden Trump untuk merespons perilaku provokatif Pyongyang.
"Kami telah mengirim armada ke arah Korea Utara," kata Trump kepada Fox News pada Selasa minggu lalu.
Masalahnya, kapal induk, USS Carl Vinson dan tiga kapal perang lainnya berlayar menuju arah yang berlawanan. Mereka dipersiapkan untuk melakukan latihan gabungan dengan Angkatan Laut Australia di Samudera Hindia, 3.500 mil jauhnya dari Semenanjung Korea.
Advertisement
Melansir New York Times pada Rabu (19/4/2017) Gedung Putih pada Selasa 18 April mengatakan mereka bergantung pada arahan Depertemen Pertahanan AS. Pejabat di Dephan AS menjelaksan bahwa telah urutan kesalahan peristiwa. Dari mulai pengumuman yang tidak tepat waktu terkait pengerahan oleh Komando Pasifik yang dijelaskan Menteri Pertahanan, Jim Mattis -- yang akhirnya menciptkan kesan bahwa kapal induk bersama kapal perang tengah menuju ke perairan Korea Utara.
Pada saat Gedung Putih ditanya keberadaan Carl Vinson, mereka menyebut kapal induk telah sampai ke arah Semenanjung Korea. Hal itu membuat banyak orang mengira Trump akan melakukan serangan militer.
Permasalahannya adalah, Carl Vinson tak pernah menuju ke perairan Korea Utara. Sebuah foto menunjukkan bahwa kapal induk itu telah melewati Selat Sunda, Indonesia. Gambar itu dirilis pada Sabtu 15 April empat hari setelah juru bicara Gedung Putih Sean Spicer berkoar misi kapal induk tengah menuju ke Laut Jepang.
Namun, klaim Depertemen Pertahanan mengatakan Carl Vinson kini sudah menuju Semenanjung Korea dan diharapkan tiba di kawasan itu pada minggu depan.
Sementara itu, Gedung Putih menolak berkomentar terkait kebingungan ini.
"Sean telah berdiskusi sebelumnya dan kini telah diproses," kata Michael Short yang berbicara atas nama Sean Spicer.
Pejabat senior di Dephan AS mengatakan ada kesalahpahaman antara Pentagon dan Gedung Putih terkait laporan keberadaan USS Carl Vinson.
Belum lagi pernyataan Menhan James Mattis yang mengatakan latihan bersama AS-Australia batal. Padahal menurut pejabat dephan AS kepada CNN, kapal induk itu sudah sampai Australia. Meski demikian mereka tak jadi berlabuh di salah satu pelabuhan di Negeri Kanguru.
Carl Vinson memiliki bobot 97 ribu ton. Untuk persiapan latihan bersama, kapal itu itu dikawal dengan kapal perusak berpeluru kendali, USS Wayne E. Meyer dan USS Michael Murphy serta USS LAke Champlain.
Sementara itu, Joel Witt, pendiri Program 28 North di Lembaga US-Korea Institute di John Hopkins University menyayangkan 'keblunderan' ini.
"Jika Anda ingin mengancam Korea Utara, Anda harus yakin bahwa ancaman Anda kredibel. Kika tidak, seluruh kebijakan terhadap Korea Utara jadi mentah semua," kata Wit