Sukses

Aktor Terinfeksi HIV, Industri Film Porno AS Setop Produksi

Setop produksi film porno itu bersifat sementara menunggu hasil konfirmasi tes HIV yang akurat.

Liputan6.com, California - Badan Industri Film Porno Amerika Serikat meminta rumah-rumah produksi yang membuat film dewasa menghentikan sementara aktivitasnya. Permintaan itu dikeluarkan dipicu kekhawatiran salah satu aktor terinfeksi HIV.

Free Speech Coalition (FSC) mengeluarkan peringatan itu untuk mencegah potensi penyebaran virus. Hal itu mereka lakukan setelah salah satu aktor dalam database yang mereka miliki, ternyata tengah menjalani tes HIV.

"Ini adalah peringatan untuk pencegahan setelah ada kemungkinan salah satu aktor mungkin mendapat hasil positif HIV," tulis pernyataan FSC seperti dikutip dari The Independent, Rabu, (19/4/2017).

Mereka menambahkan bahwa sang aktor tidak bekerja selama window transmission atau jeda antara potensi kemungkinan terinfeksi HIV sementara menunggu hasil akurat dari tes. Badan itu meyakinkan pemain film tersebut tidak berpartisipasi dalam produksi film dewasa semenjak tes terakhir yang menunjukkan bahwa ia masih dinyatakan negatif HIV.

"Jika aktor tersebut dinyatakan benar-benar negatif, larangan ini akan dicabut," lanjut pernyataan FSC.

"Dan demi tidak meluasnya penularan kami meminta seluruh rumah produksi untuk menghentikan kegiatannya sampai kami mendapatkan hasil yang pasti. Kami juga akan mengetes ulang pemain film lainnya yang sempat berpasangan dengan aktor tersebut," lanjut pernyatan itu.

Badan itu juga meyakinkan seluruh rumah produksi bahwa larangan itu bukan berarti virus telah menyebar. Selama satu dekade terakhir transmisi penyebaran virus di antara pemain film dewasa tidak lagi terjadi

Sementara itu, kelompok advokasi bintang film dewasa, The Adult Perfomer Advocacy Committee (APAC) mendukung larangan sementara itu.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir, industri pornografi di AS telah berusaha memperkenalkan langkah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan bagi para pemain film. Termasuk mengampanyekan penggunaaan kondom.

Meski demikian pada 2016, sebuah undang-undang di California yang memaksa produser agar para aktor dan aktris menggunakan pengaman kondom gagal diloloskan.

Aktor porno terkenal sekaligus juru bicara APAC Chanel Preston mengatakan, "badan industri porno mengeluarkan larangan sementara itu bukan berarti kami tak aman, tapi justru kami aman."