Sukses

Negara Krisis, Presiden Venezuela Sumbang Rp 6,6 M untuk Trump

Besarnya sumbangan yang diberikan Venezuela dalam inaugurasi Trump mengejutkan. Pasalnya, negara itu tengah didera krisis.

Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro dikabarkan menyumbang dana sebesar US$ 500.000 atau setara dengan Rp 6,6 miliar untuk inaugurasi Donald Trump. Padahal, negara itu tengah menderita persoalan ekonomi dan kekurangan pangan yang parah.

Catatan komite pelantikan menunjukkan Citgo Petroleum, sebuah perusahaan AS yang berafiliasi dengan perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA, merupakan salah satu donor terbesar dalam serangkaian acara yang menandai inaugurasi Trump.

Sumbangan tersebut tergolong sangat besar bahkan jika dibandingkan dengan dana yang diberikan sejumlah perusahaan AS. Perusahaan minuman bersoda Pepsi diketahui menyumbang US$ 250.000, Walmart US$ 150.000, dan Verizon US$ 100.000.

Seperti dilansir Sky News, Kamis (20/4/2017), sumbangan yang diberikan Venezuela setara dengan yang didonasikan oleh bank terbesar AS JPMorgan Chase dan Exxon. Masing-masing menyetor US$ 500.000 untuk kepentingan inaugurasi Trump.

Sementara itu, Bank of America diketahui menyumbang sebesar US$ 1 juta.

Presiden Maduro dinilai telah berhati-hati dalam bersikap untuk tidak memusuhi Trump. Namun faktanya, pemerintahan Trump kerap mengkritik pemerintahan Venezuela.

Pada Februari lalu, Trump dilaporkan bertemu dengan seorang istri dari pemimpin oposisi Venezuela yang suaminya dipenjara. Pertemuan berlangsung di Gedung Putih. Lantas pada Selasa waktu setempat, Kementerian Luar Negeri AS merilis pernyataan yang mengecam kekerasan terhadap para demonstran anti-pemerintah.

"Mereka yang bertanggung jawab atas penindasan kriminal terhadap aktivitas demokrasi damai...akan bertanggung jawab secara pribadi atas perbuatan mereka terhadap rakyat Venezuela dan institusi mereka, serta masyarakat internasional," bunyi pernyataan tersebut.

Pada hari Rabu waktu Venezuela, dua demonstran dikabarkan tewas tertembak saat ribuan warga negara itu tengah berunjuk rasa menentang rezim Maduro. Mereka menuntut dilaksanakannya pemilu dan mendesak agar para politisi oposisi segera dibebaskan.

Venezuela, sebuah negara yang berada di Amerika Selatan memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Perekonomian mereka sempat tumbuh positif, namun belakangan rakyat Venezuela menuding Maduro mencuri kekayaan negara.