Liputan6.com, Cape Town - KJRI Cape Town Afrika Selatan ikut serta dalam Macassar Festival yang diselenggarakan di Kota Cape Town pada 14-17 April 2017. Perwakilan Indonesia berpartisipasi di dalam acara itu atas undangan Yayasan Nurul Latief.
Macassar Festival merupakan kegiatan setiap tahun yang memanfaatkan Holy Easter Weekend, dalam rangka mengenang Syekh Yusuf Al-Makassari Al-Bantami dalam pengasingan di Zandvliet. Saat ini Kota Zandvliet telah berubah nama jadi Macassar.
Kegiatan tahunan ini dirayakan oleh ribuan warga minoritas Muslim Cape Malay Cape Town dan sekitarnya sejak ratusan tahun lalu. Festival itu selalu diselenggarakan di lingkungan Macassar Faure yang dipercaya sebagai lokasi makam Syekh Yusuf.
Advertisement
Dalam festival itu, Konsul Jenderal KJRI Cape Town, Krishna Adi Poetranto mengatakan, hubungan bersejarah Indonesia dan Afsel yang telah dimulai sejak pengasingan Syekh Yusuf pada 1694.
Baca Juga
Para pengikut Syekh Yusuf di seluruh Cape Town telah berkembang hingga diperkirakan mendekati satu juta jiwa, yang saat ini disebut sebagai kelompok masyarakat minoritas Cape Malay.
"Warga Cape Malay dan warga Indonesia merupakan saudara jauh dari leluhur yang sama, yang sama-sama mengalami ketertindasan kolonialisasi asing," sebut Konjen RI yang dilansir dari kemlu.go.id.
Syekh Yusuf adalah Pahlawan Nasional Indonesia dan Afrika Selatan yang merupakan seorang bangsawan asal Goa, Makassar.
Ia diasingkan ke Srilanka dan kemudian ke Semenanjung Harapan, tepatnya di Zandvliet oleh Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Syekh Yusuf berada di Semenanjung Harapan sejak 1694 sampai dengan meninggal dunia pada 1699.
Selama itu, Syekh Yusuf mempergunakan waktunya untuk mengajarkan agama Islam kepada para pekerja paksa dan tahanan politik VOC. Setelah meninggal dunia, para pengikutnya kemudian memutuskan untuk mengganti nama Zandvliet menjadi Macassar, yang merupakan kampung halaman Syekh Yusuf Al-Makassari Al-Bantami.