Liputan6.com, Pyongyang - Militer Korea Utara menggelar latihan artileri berskala besar untuk memperingati berdirinya tentara negara tersebut yang ke-85, demikian  pernyataan dari militer Korea Selatan.
Namun pernyataan tersebut tak memberikan rincian tentang jenis senjata dan unit militer yang ikut dalam latihan itu.
Baca Juga
"Militer kami memantau pergerakan militer Korea Utara dengan seksama dan tetap siaga," ujar pernyataan dari Kepala Staf Gabungan Korsel.
Advertisement
Latihan di Korut bertepatan dengan latihan militer yang diadakan Angkatan Laut AS dan Korea Selatan di Laut Kuning, serta dikerahkannya kapal selam AS di Semenjung Korea.
Dalam sebuah pernyataan setelah latihan artileri dikonfirmasi, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengatakan, pertemuan darurat dilakukan untuk membahas situasi itu.
Secara terpisah, perwakilan Korea Selatan, Jepang, dan AS tengah melakukan pertemuan di Tokyo untuk membahas penolakan Korut untuk meninggalkan program nuklirnya.
Dikutip dari CNN, Selasa (25/4/2017), senior di International Institute for Strategic Studies Asia, Alex Neill, mengatakan bahwa latihan Korut itu merupakan pesan bagi Seoul.
"Merupakan hal penting bagi DPRK untuk mengingatkan Korea Selatan bahwa jumlah penduduk Korea Selatan yang sangat besar berada dalam kisaran artileri Utara," ujar Neill merujuk pada Korea Utara.
Pada 24 April, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa status kuo dengan Korea Utara tak dapat diterima dan menyerukan sanksi baru bagi negara itu.
"Ini adalah ancaman nyata bagi dunia, apakah kita ingin membicarakanya atau tidak," kata Trump kepada sejumlah duta besar dalam pertemuan di Dewan Keamanan.
"Korea Utara adalah masalah besar dunia, dan ini merupakan masalah yang harus kita selesaikan. Orang-orang menutup mata selama beberapa dekade dan ini saatnya untuk mengatasi masalah itu."
Pada awal bulan ini, pemerintahan Trump mengumumkan akan mengirim kapal induk USS Vinson ke Semenanjung Korea. Pernyataan tegas itu bertepatan dengan ancaman yang disampaikan Korut.
Surat kabar Korea Utara, Rodong Sinmun, mengatakan bahwa negara yang dipimpin Kim Jong-un itu dapat menenggelamkan kapal induk bertenaga nuklir hanya dengan sekali serangan.