Liputan6.com, Dohuk - Kelompok ISIS menculik anak laki-laki berusia tiga tahun, hanya karena ayahnya menamai dia Messi -- pemain sepakbola kesukaannya. Bocah Yazidi Kurdi itu kemudian disandera selama dua tahun.Â
Messi kecil yang kini berusia lima tahun itu ditangkap oleh kelompok militan itu bersama ibu dan saudara perempuannya dari rumah mereka di Sinjar, Irak utara pada tahun 2014. ISIS kemudian meminta tebusan, meski grup itu tahu keluarga itu tak punya uang.
3 tahun kemudian, Messi berhasil diselamatkan dan tinggal di sebuah kamp pengungsi di Dohuk, Kurdistan Irak. Ayahnya mengatakan kepada Kurdistan 24, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (26/4/2017), bahwa grup itu meminta istrinya mengubah nama Messi yang dianggazp kafir menjadi Hassan.
Advertisement
Menghabiskan waktu 3 tahun sebagai sandera ISIS meninggalkan trauma tersendiri bagi Messi kecil. Ia kini hampir tak pernah berbicara, dan kerap mengacungkan senapan mainan daripada bermain sepak bola yang dulu digemarinya.
Iraqi News melaporkan, bahwa bocah itu kerap menggelengkan kepala saat dipanggil Messi. Sepertinya kenangan perlakuan buruk dari militan yang membenci nama peraih lima kali Ballon d'Or itu masih melekat diingatannya.
Ribuan wanita dan anak-anak Yazidi ditangkap dan diperbudak oleh ISIS ketika kelompok itu menyerang Sinjar pada Agustus 2014. Sementara hampir 3.000 orang lainnya diyakini telah diselamatkan, meski masih banyak yang menjadi sandera mereka.
Ratusan warga sipil terpaksa menjadi anggota ISISÂ karena taruhannya nyawa.
Desember 2016 lalu, seorang anak laki-laki Afghanistan memikat dunia dengan kaus Lionel Messi dari tas kresek yang akhirnya kesampaian bertemu idolanya.
Bintang Barcelona itu membawa Murtaza Ahmadi yang berusia enam tahun dalam pelukannya, di sebuah pertemuan khusus di Doha, Qatar.
Anak itu akhirnya menerima kaos yang ditandatangani sang idola, Messi.