Liputan6.com, Washington, DC - Tak ada foto jasad Osama bin Laden yang beredar, setelah bos Al Qaeda itu tewas dalam penyerbuan tentara elite Amerika Serikat, US Navy SEAL di rumah persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan, Minggu 1 Mei 2011.
Obama yang melarangnya. Jasad Osama kemudian dilarung ke Laut Arab dari dek Kapal USS Carl Vinson -- agar makamnya tak dijadikan semacam monumen bagi para teroris. Itu versi yang disampaikan Pemerintah AS, tak ada petunjuk lain soal kondisi terakhir buron teroris nomor wahid itu.
Belakangan, mantan anggota Navy SEAL Robert O'Neill -- yang mengaku menembak mati Osama bin Laden -- menuliskan kesaksiannya mengenai kondisi jasad sosok yang diyakini sebagai otak teror 9/11 itu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam buku terbarunya, The Operator, O'Neill mengisahkan bagaimana ia menarik pelatuk senapannya dan menembakkan peluru ke kepala target.
"Ada seorang perempuan di depannya. Tangan Osama diletakkan di bahu wanita itu," kata dia seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (29/4/2017).
"Dalam waktu kurang dari sedetik, aku mengarahkan senjata ke atas bahu kanan perempuan itu dan menarik pelatuknya dua kali."
O'Neill menambahkan, "Kepala Bin Laden terbelah dan dia terjatuh. Aku kemudian menyarangkan satu lagi peluru di kepalanya."
Dalam bukunya, O'Neill juga melukiskan gambaran mengerikan tentang kepala bin Laden yang pecah setelah ditembak.
Ia mengklaim harus menyatukan serpihan kepala Osama untuk pengambilan foto identifikasi.
Dalam sebuah kutipan eksklusif dari bukunya di situs Mirror, O'Neill juga menceritakan detik-detik penuh ketegangan ketika timnya diturunkan dari helikopter dan merangkak menuju lokasi persembunyian pemimpin kelompok teroris tersebut.
Sebelum mereka memasuki kompleks bangunan itu, setidaknya ada lima anggota Navy SEAL lainnya yang menaiki tangga menuju lantai dua.
Mereka yakin di sanalah Osama bin Laden, tiga dari empat istrinya, dan 17 anak-anaknya berada.
Apalagi, keberadaan putra bin Laden, Khalid telah diketahui. Pemuda itu bersembunyi di sekitar pojok ruangan dan mempersenjatai diri dengan AK-47.
Menurut O'Neill, sebuah tindakan sederhana tetapi efektif dilakukan di tengah situasi tegang yang diselubungi kegelapan itu.
Salah satu anggota pasukan, menggunakan Bahasa Arab, memanggilnya, "Khalid, kemari."
Pemuda itu pun kemudian menjulurkan kepalanya dari pojok ruangan dan berseru, "Apa?"
Saat itulah, menurut O'Neill, sebutir peluru mengenai dagu pemuda itu hingga tembus ke belakang kepalanya.
Data intelijen yang diterima anggota US Navy SEAL memberi informasi, jika Khalid berada di lokasi, itu berarti ayahnya ada di lantai atas.
Memasuki area di mana bin Laden berada, anggota pasukan elite AS itu menemukan dua perempuan yang berusaha menyerang mereka.Â
Kemudian, mereka menemukan sosok yang dicari, sedang berdiri di dekat pintu masuk kamar, tak jauh dari kaki tempat tidur.
O'Neill mengatakan, Osama bin Laden lebih tinggi dan kurus dari yang dia duga. Janggutnya lebih pendek dan rambutnya lebih putih.
Jasad Osama bin Laden Dikremasi?
Tanpa foto dan makam, banyak orang yang meragukan klaim Amerika Serikat soal nasib jasad Osama bin Laden.Â
Apalagi, setahun kemudian, pada 2012 muncul surat elektronik yang bocor dari sebuah firma analis intelijen yang mengungkapkan, jasad Osama diduga dikirim ke Amerika Serikat untuk dikremasi.
Seperti dikutip dari Daily Mail, email itu diduga dibajak grup peretas, Anonymous dari Stratfor, organisasi yang berurusan dengan analisis intelijen dan analisis geopolitik. Stratfor juga dikenal dengan julukan "CIA bayangan".
Anonymous mengklaim  telah mendapatkan akses terhadap 2,7 juta korespondensi rahasia organisasi tersebut.
Dalam sejumlah dokumen yang dikirim kelompok peretas pada situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks, Wakil Direktur Stratfor, Fred Burton mengatakan, ia meragukan versi resmi Gedung Putih soal apa yang terjadi dengan tubuh tak bernyawa Osama.
Fred Burton, dalam surel itu mengatakan, jasad Osama dibawa ke Dover, Delaware, oleh sebuah pesawat CIA. Kemudian, diantar ke institut patologi milik angkatan bersenjata, Armed Forces Institute of Pathology di Bethesda, Maryland.
Klaim ini tentu saja menjadi amunisi bagi mereka yang meyakini teori konspirasi. Apalagi diketahui, institut patologi itu ditutup selamanya pada 12 September 2011, empat bulan setelah kematian Bin Laden.
Dalam surel yang lain, Burton mengatakan, "Jika benar tubuhnya dibuang ke laut, sesuatu yang saya ragukan, sangat mirip dengan 'perlakuan pada' Adolph Eichmann."
Eichmann adalah perwira tinggi Nazi berpangkat Letnan Kolonel, arsitek Holocaust, yang dijatuhi hukuman gantung oleh Israel. Jasadnya dikremasi dan ditabur di sebuah titik di Laut Tengah. Agar makamnya tak jadi monumen bagi para neo-Nazi.
Hingga kini kebenaran soal nasib jasad Osama bin Laden masih misterius.Â
Â
Advertisement