Liputan6.com, Yogyakarta - Sekitar 200 peneliti dari berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia dan Prancis menyusun rencana kerja penelitian bersama dalam The 9th Joint Working Group Indonesia-French in Higher Education and Research di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pertemuan peneliti yang digelar selama dua hari, 3-4 Mei 2017, ini dibuka secara langsung oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet dan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Ristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti.
Baca Juga
Penghargaan untuk 4 Perempuan Peneliti Indonesia yang Meneliti Pengurangan Emisi Karbon sampai Ketangguhan Hadapi Bencana
Peneliti: Limbah Elektronik dari Komputer AI Bisa Tak Terkendali di Tahun 2030
Peneliti Temukan Kota yang Hilang di Hutan Meksiko, Ada Piramida dan Lapangan Olahraga dari Tahun 750 SM
"Dalam pertemuan itu membahas rencana kerja penelitian bersama dalam 6 area penelitian strategis," ujar Kasubdit Kerja Sama Internasional UGM, I Made Andi Arsana, Rabu (3/5/2017).
Advertisement
Ia menyebutkan, enam area penelitian itu meliputi ketahanan pangan dan pertanian, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan dan energi alternatif, informasi dan teknologi komunikasi, ilmu sosial dan kemanusiaan serta kelautan dan kemaritiman.
Setiap kelompok kerja akan menghasilkan sebuah rencana kerja sama penelitian selama satu tahun.
Terkait skema pendanaan, tuturnya, dalam bentuk pendanaan riset bersama serta mobilisasi peneliti yang ditawarkan Kemenristekdikti, LPDP, dan Pemerintah Prancis.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Ristek dan Dikti Ali Ghufron Mukti mengatakan Indonesia dan Prancis telah sepakat melaksanakan kerja sama dalam bidang iptek, inovasi, dan pendidikan tinggi.
"Kesepakatan kerja sama dalam bentuk proyek dan program penelitian dan inovasi bersama termasuk pertukaran peneliti, dosen dan mahasiswa, pendidikan tinggi dan vokasi, konferensi ilmiah, pengembangan kurikulum, serta joint degree," ucapnya.
Ia menambahkan ada kesepakatan untuk melanjutkan kembali Program Nusantara.
Program yang telah berlangsung sejak 2008 ini merupakan program pendanaan penelitian bersama antara Kemenristekdikti Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri dan Perkembangan Internasional Prancis.
Program Nusantara memiliki fokus area riset pangan dan pertanian, kesehatan, komunikasi dan teknologi informasi, energi, kelautan, transportasi, ilmu sosial, perubahan iklim, dan penanggulangan bencana.