Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah pencitraan satelit menunjukkan bahwa Korea Utara diduga kuat tengah melakukan reklamasi pulau di Laut Kuning untuk pangkalan militer.
Gambar satelit itu menunjukkan sekitar lima pulau yang di atasnya terdapat beberapa konstruksi bangunan serupa pangkalan militer.
Informasi itu disampaikan oleh analis firma intelijen dan geopolitik Strategic Sentinel dalam sebuah artikel yang dipublikasikan The Diplomat. Reklamasi pulau dilakukan di klaster kepulauan dekat Kota Sohae, 112 km barat laut Pyongyang.
Advertisement
"Selama lima tahun terakhir, Korea Utara diduga telah membangun sejumlah fasilitas militer di klaster kepulauan dekat Kota Sohae, wilayah yang kerap dijadikan area pengembangan dan uji coba misil," kata analis Strategic Sentinel, Damen Cook.
Pada 2012, penginderaan satelit Google Earth menunjukkan bahwa klaster kepulauan tersebut tampak seperti pulau biasa. Seiring tahun, tepatnya pada 2016, pencitraan satelit menunjukkan perubahan drastis topografi area kepulauan.
Meski begitu, sang analis tidak mampu memberikan pernyataan faktual apakah tempat itu benar-benar dijadikan pangkalan militer. Namun, sejumlah pola dan petunjuk pada pencitraan satelit klaster pulau tersebut menunjukkan adanya keserupaan dengan model pangkalan militer pada umumnya.
"Pulau itu tampak memiliki jalan yang lebar, mengindikasikan akan dilintasi oleh kendaraan militer besar pembawa misil. Terlihat pula lahan datar berbentuk kotak tampak seperti area peluncuran rudal, dan area observasi VIP," ucap Ryan Barenklau dari Strategic Sentinel, seperti yang dikutip oleh Los Angeles Times, Rabu (3/5/2017).
"Saat pertama kali melihatnya, kami kira itu (kepulauan di dekat Sohae) akan digunakan untuk keperluan agrikultur. Namun setelah melihat bangunan observasi, kami yakin pulau itu punya fungsi untuk keperluan militer," tutur Cook dan Barenklau.
Pengembangan itu menambah kekhawatiran terkait isu tes rudal Korea Utara yang dilakukan di Sohae. Lokasi itu kerap dijadikan sebagai tempat uji coba misil oleh Kim Jong-un.
"(Sohae) merupakan pusat pengembangan dan penelitian premium untuk teknologi misil jarak jauh lintas benua. Tempat itu diperkirakan akan menjadi lokasi utama tes misil di tahun-tahun selanjutnya," kata Cook.
Proyek reklamasi klaster Kepulauan Sohae bukan kali pertama dilakukan oleh Korea Utara. Tahun 2012 lalu, Pyongyang dikabarkan telah menyelesaikan Taegyedo Tideland Reclamation Project yang telah dilaksanakan selama satu dekade sejak 1992.
Kini, Reklamasi Taegyedo digunakan untuk kepentingan agrikultur dan peternakan.
Proyek reklamasi untuk kepentingan militer yang dilakukan Korea Utara itu tampak seperti mengadopsi langkah Tiongkok.
Negeri Tirai Bambu itu dilaporkan telah lebih dulu melakukan proyek serupa untuk kepentingan militer pada isu Laut China Selatan.
Beijing mereklamasi sekitar 2,1 juta persegi kepulauan di Laut China Selatan dekat dengan Brunei Darussalam, Malaysia Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Meski berdalih bahwa pulau tersebut akan digunakan untuk kepentingan sipil, foto dan bukti justru menunjukkan dugaan penggunaan untuk kepentingan militer.