Liputan6.com, Mogadishu - Petugas keamanan Somalia telah menembak mati seorang menteri 31 tahun. Mereka mengira anggota kabinet itu adalah anggota teroris.
Pejabat pemerintah Somalia mengatakan, Menteri Pekerjaan Umum, Abas Abdullahi Sheikh, tewas ditembak di dalam mobilnya yang terparkir dekat istana presiden di ibu kota Mogadishu.
Terkait insiden ini, Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed Farmajo memperpendek kunjungannya di Ethiopia, demikian diumumkan radio pemerintah seperti dikutip BBC pada Jumat (5/5/2017).
Advertisement
Menteri Abas adalah sosok yang tumbuh besar di kamp pengungsi. Ia menjadi anggota parlemen termuda di Somalia pada November 2016 dan menjadi menteri pada Februari lalu.
Somalia alami sejumlah konflik semenjak presidennya yang telah berkuasa sekian lama, Siad Barre, digulingkan pada tahun 1991.
Kini negara itu tengah berjibaku melawan militan kelompok al-Shabab yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Menurut kepala polisi Mayor Nur Hussein, petugas keamanan kerap kali berpatroli mengincar mobil yang terparkir sembarangan. Mereka berpikir kendaraan itu digunakan oleh militan.
"Abas terbunuh karena kesalahan. Petugas keamanan menembak mobilnya tak sengaja. Mengira ia adalah anggota militan," kata juru bicara pemerintah Abdifatah Omar Halane.
Terkait kematian ini, para pemuda yang mengidolakan Abas kaget luar biasa.
Mereka menjadikan sang menteri sebagai panutaan karena sopan, cerdas, berpakaian rapi dan sukses menjalani kerasnya kehidupan sebagai anak pengungsi.
Datang dari keluarga religius yang terhormat, Abas berhasil kuliah di universitas terkemuka di Nairobi dan terjun ke politik setelah lulus pada tahun lalu.
Ia menjadi anggota parlemen di kota pelabuhan Kismayo setelah rakyat memilihnya menggantikan gubernur yang berkuasa setelah dua dekade.
Kemenangan Abas memperlihatkan bahwa warga Somalia telah putus asa dengan politikus tua. Mereka butuh perubahan. Melihat sosoknya sebagai bintang baru membuat Presiden Somalia menunjuknya sebagai menteri di kabinetnya.
Namun, kurang dari tiga bulan, sang bintang baru itu justru menjadi korban kekerasan di Somalia yang telah terjadi lebih dari dua dekade.
Kematian Abas yang tragis membuat Somalia kehilangan calon presiden potensial masa depan.
Akibat insiden ini, Presiden Farmajo memerintahkan kepala keamanan untuk menginvestigasi peristiwa itu dan meminta pelaku dibawa ke pengadilan.
Menteri Informasi Abdirahman Osman mengatakan beberapa orang telah ditangkap, namun tidak memberikan rinciannya, kantor berita Radio Mogadishu melaporkan.
Menurut analis BBC untuk Somalia, Abdullahi Abdi, pasukan kadang-kadang gugup. Sebelumnya mereka telah menembak seorang pejabat. Kali lain mereka menembak satu sama lain.
Namun Abas, menteri pekerjaan umum, mungkin adalah pejabat level paling tinggi yang dibunuh oleh "tembakan tak sengaja itu".
Abas tumbuh di kamp Dadaab di Kenya, tempat tinggal ratusan ribu orang Somalia yang melarikan diri dari kekeringan dan konflik.
Presiden menunjuk Abas ke kabinet setelah kemenangannya yang mengejutkan pada bulan Februari.
Presiden Farmajo berjanji akan memperbaiki keamanan dan membangun pemerintahan yang efektif di Somalia. Sebagian besar negara itu masih berada di bawah kendali kelompok teror al-Shabab.