Liputan6.com, Aleppo - Rusia, Turki dan Iran sepakat dengan usul Rusia yang diajukan pada Kamis 4 Mei 2017 untuk memberlakukan zona-zona de-eskalasi atau zona aman di Suriah. Langkah itu dilakukan guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung enam tahun di negeri itu.
Zona-zona itu mencakup empat kawasan di Suriah yang dikuasai pemberontak yang tidak punya kaitan dengan ISIS.
Zona-zona de-eskalasi di Suriah diberlakukan Jumat 5 Mei mulai tengah malam waktu setempat. Itu berarti, kata Rusia, kawasan-kawasan itu akan tertutup bagi pesawat-pesawat terbang koalisi pimpinan Amerika.
Advertisement
"Kami menyambut semua usaha internasional untuk mengurangi kekerasan, sehingga upaya-upaya bantuan kemanusiaan bisa mencapai penduduk yang sangat membutuhkannya, dan diharapkan akan bisa dicapai penyelesaian politik atas krisis yang telah berlangsung lama," ujar juru bicara Pentagon kepada VOA News yang Liputan6.com muat Sabtu (6/5/2017).
Menurut Alexander Lavrentyev selaku utusan Rusia dalam perundingan perdamaian yang diadakan di Kazakhstan, "operasi semua penerbangan di kawasan-kawasan de-eskalasi itu, khususnya pesawat-pesawat pasukan koalisi internasional tidak diperbolehkan."
Berdasarkan data PBB, pertempuran di sekitar ibu kota Suriah, Damaskus, telah memicu putusnya bantuan kemanusiaan terhadap sekitar 300.000 warga.
Saksikan juga video berikut ini: