Liputan6.com, New Delhi - India telah sukses meluncurkan satelit komunikasi baru untuk kawasan Asia Selatan. Peluncuran satelit baru itu dilaksanakan di Satish Dhawan Space Centre, Sriharikota, Provinsi Andhra Pradesh, India, pada 5 Mei 2017.
Satelit yang sepenuhnya didanai oleh pemerintah India itu ditujukan untuk membantu layanan komunikasi dan siaran bagi sejumlah negara di kawasan regional Asia Selatan.
Baca Juga
Sri Lanka, Maladewa, Bangladesh, Nepal, dan Bhutan merupakan negara yang masuk dalam cakupan satelit itu. Sementara itu, Pakistan --yang secara geografis dekat dengan India-- menolak untuk terlibat dalam inisiatif tersebut.
Advertisement
"Saya sangat bangga pada mereka (yang terlibat dalam pembuatan satelit)," tulis Perdana Menteri India Narendra Modi dalam akun Twitter-nya, seperti yang dikutip BBC, Minggu, (7/5/2017).
Satelit itu dirancang dan dibuat oleh Indian Space Research Organisation (ISRO) selama tiga tahun. Peluncurannya menggunakan roket angkasa luar Geo-synchronus Satellite Launch Vehicle (GSLV) milik New Delhi.
Untuk kepentingan telekomunikasi, satelit tersebut dilengkapi dengan mesin pemancar 12 Ghz yang mampu mencapai sejumlah wilayah di Asia Selatan. Setiap negara yang menjalin perjanjian angkasa luar dengan India akan diberikan mesin pemancar itu.
Namun, infrastruktur untuk pengoperasian pemancar harus dikembangkan dan dibangun oleh masing-masing negara. Setiap negara yang ingin memanfaatkan layanan satelit itu harus merogoh kocek sekitar US$ 1.500 atau setara dengan Rp 20 triliun.
Jika telah berhasil diimplementasikan secara penuh, satelit ISRO itu dapat digunakan untuk telekomunikasi, siaran televisi, layanan satelit langsung-ke-rumah, edukasi, telemedicine, prakiraan cuaca, dan manajemen bencana alam.
Sejumlah analis menilai bahwa peluncuran satelit itu merupakan langkah 'diplomasi angkasa luar' yang dilakukan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk kawasan regional Asia Selatan. Selain untuk menjaga hubungan diplomasi, peluncuran sputnik versi India itu dilakukan untuk menekan pengaruh kebijakan angkasa luar China di kawasan Asia Selatan.