Sukses

Kepolisian Thailand Buru Pelaku Penyelundupan 35 Warga Myanmar

Kepolisian Thailand sedang memburu terduga pelaku penyelundupan manusia asal Myanmar.

Liputan6.com, Bangkok - Kepolisian Thailand sedang memburu terduga pelaku penyelundupan manusia. Pelaku tersebut meninggalkan 35 imigran dari Myanmar di sebuah hutan di selatan Thailand.

Kepolisian mengatakan bahwa 28 laki-laki dan 7 perempuan ditemukan di Provinsi Nakorn Si Thammarat. Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju Malaysia tanpa dilengkapi dokumen resmi.

Para imigran gelap itu dijanjikan untuk bekerja di perkebunan karet dan kelapa sawit.

"Supir yang membawa imigran sedang mengemudikan mereka. Kemudian ia meminta para imigran untuk menunggu agar sang supir dapat membeli makanan. Namun ia tak kunjung kembali," kata Wancha Akepornpich, kepala kepolisian Provinsi Nakorn Si Thammarat kepada AFP, seperti yang dikutip Asian Correspondent, Minggu, (7/5/2017).

Sang polisi menambahkan bahwa para imigran tersebut bukan berasal dari Rohingya.

Tempat kejadian perkara berlokasi di sebuah titik kunci rute regional perdagangan dan penyelundupan manusia. Sebelumnya, para imigran itu dibawa menggunakan feri melalui Teluk Bengal.

Lokasi Teluk Bengal merupakan gerbang masuk ribuan imigran gelap Myanmar yang akan menuju Thailand menggunakan perahu.

Pada Maret 2017 lalu, aparat Thailand menahan sekitar 27 orang dari Myanmar yang diduga berusaha masuk ke Malaysia secara ilegal.

Pemerintah dan militer Thailand bertekad untuk tidak mentolerir kasus perdagangan manusia. Usaha Thailand memancing perhatian Amerika Serikat yang memasukkan Bangkok dalam daftar pantauan prioritas nomor dua berdasarkan data U.S. Trafficking in Persons.

Sementara itu, para aktivis menilai bahwa fenomena perdagangan dan penyelundupan manusia di Thailand merupakan kejadian yang telah mengakar kuat.

"Kami sadar bahwa aktivitas terkini terjadi pada titik penyelundupan yang kerap kali digunakan, meski begitu aparat terus meyakinkan bahwa upaya mereka telah berhasil," ujar seorang aktivis yang enggan diungkap identitasnya. 

Sejak 2012, sekitar 10.000 etnis Rohingya melarikan diri dari Rakhine, Myanmar, untuk menuju sejumlah negara di Asia Tengara, seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Â