Sukses

Aborsi hingga Pornografi, Ini 3 Skandal Abadi Hollywood

Kiblat perfilman Amerika Serikat, Hollywood, merupakan tempat yang penuh dengan dinamika gosip, skandal, dan ambiguitas moral.

Liputan6.com, Washington, D. C. - Kiblat perfilman Amerika Serikat, Hollywood, merupakan tempat yang penuh dengan dinamika gosip, skandal, dan ambiguitas moral.

Para pihak yang terlibat di dalamnya --baik kru film, aktor dan aktris, hingga perusahaan produksi, kerap kali terlibat dalam kubangan isu yang kadang kala sulit bagi khalayak umum  -- untuk membedakan antara fakta dengan isapan jempol belaka. Hal itu disebabkan karena nuansa kerahasiaan yang sangat dijunjung tinggi oleh industri perfilman tersebut.

Kini, sejak datangnya era internet dan informasi digital, publik mampu dengan mudah untuk mengetahui informasi seputar seluk-beluk Hollywood dengan mudah.

Namun, pada masa keemasannya di era 1930-an hingga 1950-an, skandal Hollywood tak mudah diketahui oleh awam. Dan, jika salah satunya mencuat ke permukaan, publik akan sangat terheran-heran dengan informasi itu.

Berikut, 3 skandal mengejutkan pada era keemasan Hollywood --sekitar 1930-an hingga 1950-an-- yang abadi dan terus bertahan hingga masa kini, seperti yang dirangkum Liputan6.com dari The Vintage News (5/5/2017).

2 dari 4 halaman

1. Skandal Aborsi Para Artis Hollywood

Ilustrasi obat aborsi

Pada masa itu, aborsi merupakan prosedur lazim yang kerap dilakukan sejumlah aktris Hollywood. Dan, yang paling mengejutkan adalah, rumah produksi perfilman yang berbasis di Los Angeles, California itu ternyata sangat jauh terlibat dalam mengatur kehidupan pribadi talentanya.

Salah satu aspek kehidupan yang diatur oleh Hollywood adalah citra tubuh. Sejumlah pihak yang bekerja untuk perusahaan produksi perfilman Hollywood atau disebut sebagai 'Hollywood fixer', kerap memaksa para aktrisnya untuk konstan menjaga kondisi tubuh selama kontrak produksi film.

Apabila selama proses produksi seorang aktor maupun aktris mengalami segala bentuk deformasi tubuh yang membuat sang talenta 'tidak sedap dipandang mata', Hollywood dapat kalang kabut.

Mengapa?

Karena hal itu merupakan salah satu faktor yang mampu menghentikan proses produksi film. Dan, rugi jutaan dollar adalah salah satu konsekuensi jika hal itu terjadi.

Dan kehamilan dianggap sebagai salah satu bentuk 'deformasi tubuh' bagi Hollywood.

Jika salah satu aktrisnya hamil selama masa produksi film, para 'Hollywood fixer' itu turun tangan agar sang talenta menggugurkan kandungannya. Kerap kali hal itu dilakukan dengan cara paksa.

Sejumlah aktris ternama, seperti Judy Garland (The Wizard of Oz, 1939) dan Joan Crawford (peraih Oscar untuk Aktris Terbaik, 1945), dilaporkan menjalani pengguguran kandungan oleh Hollywood.

 

3 dari 4 halaman

2. Skandal Pornografi

Ilustrasi unggahan video-video pornografi di laman YouTube. (Sumber AFP)

Di Hollywood, rumor tentang sejumlah aktor dan aktris yang terlebih dahulu terjun ke industri pornografi sebelum menjadi talenta akting kenamaan, merupakan gosip yang lazim didengar.

Bahkan hingga kini, isapan jempol yang menyebut beberapa aktor dan aktris, diantaranya Sylvester Stallone (Rocky, 1976; Rambo 1982), David Duchovny (The X-Files, 1993), Cameron Diaz (Charlie's Angels, 2000), terlebih dahulu terjun di dunia film erotis sebelum masuk industri layar lebar.

Kebenaran isu itu sulit dibuktikan karena Hollywood kerap kali merahasiakannya demi mempertahankan citra sang talenta. Namun ternyata, rumor itu telah terjadi cukup lama dan dapat ditelusuri sejak era 1920-an dan 1950-an.

Aktris Joan Crawford (peraih Oscar untuk Aktris Terbaik, 1945) misalnya. Sang peraih Oscar itu merupakan bintang besar di masanya dan merupakan aset berharga bagi rumah produksi elit Metro-Goldwyn-Mayer (MGM).

Setelah rumor bahwa Crawford sempat terlibat menjadi aktris film erotis mencuat ke permukaan publik, pihak MGM bersusah payah untuk menelusuri rekaman film porno yang dibintangi talentanya itu agar citra sang aktris tidak tercoreng.

Dan, hal itu menjadi tugas bagi salah satu 'Hollywood fixer', Eddie Mannix. Ia menelusuri hingga ke 'jurang terdalam' jaringan pornografi Los Angeles dan bekerjasama dengan sejumlah mafia agar setiap rekaman film porno Crawford dapat hilang dari peredaran.

4 dari 4 halaman

3. Chaplin Suka Gadis Muda

Penggemar berpakaian mirip Charlie Chaplin berpose saat menggelar pertemuan di Corsier sur Vevey, Swiss, Minggu (16/4). Sebanyak 662 orang menirukan gaya Charlie Chaplin lengkap dengan topi, kumis kotak, dan tongkat kayu.  (Richard Juilliart/AFP)

Tak banyak dari kita yang mengasosiasikan Charlie Chaplin dengan rumor, mengingat statusnya sebagai legenda dunia perfilman. Namun, legenda film bisu itu sempat dituding gosip tak sedap.

Diduga bahwa sang ikon industri film senyap itu memiliki preferensi untuk menjalin romansa dengan perempuan yang berusia sangat muda. Chaplin dilaporkan pernah dua kali menikah dengan perempuan berusia 16 tahun.

Pernikahan pertama saat sang legenda masih berusia 29 tahun. Ia menikah dengan seorang gadis berusia 16 tahun. Namun, pernikahan itu tidak berlangsung lama dan harus kandas.

Pada pernikahan kedua, ikon film bisu itu kembali bersanding dengan gadis berusia 16 tahun. Dan lagi-lagi, keduanya tak melanjutkan tali asmara.

Ternyata, menikah dengan gadis berusia yang jauh lebih muda darinya merupakan sebuah kebiasaan bagi aktor film The Great Dictator (1940) itu. Pada pernikahan keempat, Chaplin yang sudah berusia 53 tahun, kembali menambatkan hatinya untuk seorang gadis berusia 18 tahun bernama Oona O'Neill.