Sukses

China Rancang Ensiklopedia Saingan Wikipedia

Pemerintah China berencana akan membuat ensiklopedia daring versinya sendiri dengan nama The Encyclopedia of China Publishing.

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China berencana akan membuat ensiklopedia daring versinya sendiri dengan nama The Encyclopedia of China Publishing.

Pembuatan itu ditujukan pemerintah China untuk menghimpun informasi masif dan menciptakan rivalitas dengan ensiklopedia daring populer Wikipedia.

Meski begitu, tak seperti Wikipedia, 'Ensiklopedia China' itu tak dihimpun oleh publik, melainkan diisi sekitar 20.000 kontributor yang disetujui pemerintah, demikian seperti yang diwartakan The Asian Correspondent, Senin, (8/5/2017).

Pembentukan itu menambah daftar isu tentang ketatnya kontrol pemerintah China dalam mengatur arus informasi bagi warganya.

Menurut beberapa pakar, warga China tidak mendapatkan keistimewaan untuk menikmati kebebasan arus informasi di era digital seperti yang dapat dinikmati oleh sejumlah masyarakat negara Barat. Negeri Tirai Bambu memiliki kebijakan untuk mengetatkan 'tirai' informasi bagi masyarakat Tiongkok.

Proyek pembuatan Wikipedia versi China itu juga ditujukan untuk menampung sejumlah informasi penting pemerintah agar dapat diakses dengan mudah oleh warga Tiongkok. Pemerintah berharap bahwa basis data informasi itu dapat menggantikan posisi Wikipedia di China.

Rencananya, pemerintah Tiongkok akan menampung sejumlah subjek informasi dalam The Encyclopedia of China Publishing, seperti sains, literatur, politik, dan sejarah. Namun, informasi yang ditampung harus memenuhi persyaratan ketat pemerintah.

Menurut Associated Press (AP), situs daring ensiklopedia itu hanya akan tersedia dalam Mandarin. Namun, pemerintah tengah mengkaji untuk ketersediaan dalam Bahasa Inggris.

"Jika ada opini yang berbeda (dengan pemerintah), komite pengawas akan mengetahuinya. Begitu pula sains, aspek itu tidak melalui jalur yang demokratis. Kami harus menyajikan data yang meyakinkan agar pembaca juga merasa yakin," ujar Zhang Baichun, kepala editor bidang sejarah dan sains The Encyclopedia of China Publishing, kepada AP seperti yang dikutip The Asian Correspondent.

Sekitar 20.000 kontributor situs berasal dari universitas dan lembaga riset. Rencananya ensiklopedia daring itu akan beroperasi pada 2018.

Namun, ada hal positif yang membedakan ensiklopedia daring versi China dengan Wikipedia. Hal positif itu adalah bahwa para kontributor subjek informasi merupakan pakar yang ahli di bidang studi masing-masing.

Hal itu berbeda dengan Wikipedia yang menghimpun tulisan dari kontributor umum dan dikelola oleh sejumlah sukarelawan. Informasi yang dihimpun kemudian diverifikasi menggunakan metode 'peer review' atau ulasan berkelompok yang dilakukan oleh masyarakat dunia maya internasional.

Akan tetapi, pendekatan Wikipedia yang demokratis itu justru rentan dengan penyesatan informasi, inkonsistensi, bias, permasalahan struktur bahasa, dan tingkat akurasi yang rendah.

"Tidak ada otoritas yang mengelola (Wikipedia). Berbeda dengan publikasi cetak yang melalui proses uji kualitas konten yang mumpuni. Sedangkan yang dilakukan Wikipedia sangat bebas tanpa pengawasan," ujar pustakawan dan konsultan internet Phillip Bradley seperti yang dikutip The Guardian.

Sementara itu, pihak China juga menilai bahwa Wikipedia unggul dalam bidang submisi konten dengan kuantitas yang cukup banyak. Akan tetapi, verifikasi informasi menjadi kelemahan utama ensiklopedia daring yang cukup populer itu.

"Ada konten (tentang) China juga di Wiki. Akan tetapi isinya terkadang tidak akurat. Apa yang kami lakukan kini (melalui The Encyclopedia of China Publishing) adalah mengeliminasi submisi pribadi dan ketidakakuratan informasi sebaik mungkin," ujar Jiang Lijun, editor senior The Encyclopedia of China Publishing seperti yang dikutip The Asian Correspondent.

Meski begitu, sejumlah pakar menilai bahwa pemerintah akan menetapkan sensor yang tinggi pada Wiki versi China tersebut.

"Jika tidak diblokir, maka kontributor harus menerima peraturan sensor ketat," kata Qiau Mu, analis media independen di Beijing.

Pada beberapa tahun terakhir, pemerintah China tengah berjuang untuk mengatasi pembocoran arus informasi yang terjadi sejak era digital menyelimuti dunia. Padahal, sesuai kebijakan pemerintahan Partai Komunis yang memimpin Tiongkok, arus informasi sangat dikontrol ketat oleh rezim Beijing.

Kenyataannya, menurut The Asian Correspondent, sejumlah masyarakat China --khususnya generasi muda-- mampu mengakses informasi dan media sosial berbasis internet yang diblokir pemerintah.

Beberapa situs seperti Twitter dan Facebook yang diblokir, tetap dapat diakses oleh sejumlah remaja Tiongkok.