Liputan6.com, Riga - Tiga kapal perang Rusia melakukan manuver pendekatan ke wilayah perairan Latvia pada Selasa, 9 Mei 2017 waktu setempat.
Melalui akun Twitter, militer Latvia melaporkan bahwa tiga kapal Rusia yang diidentifikasi dengan nama Liven 551, Serpukhov 603, dan Morshank 824, terlihat sekitar 6,4 km dari batas teritorial perairan Rusia-Latvia. Tiga kapal itu terpaut jarak sekitar 22,2 km dari garis pantai negara dengan ibukota Riga tersebut.
Sementara itu, kantor berita Rusia --Fontaka-- melaporkan bahwa Morshank, dkk, disiagakan di Laut Baltik setelah berangkat dari Pelabuhan Kronshtadt, St. Petersburg, Rusia. Fontaka menambahkan bahwa pendekatan tiga kapal itu ke Latvia merupakan respons atas kehadiran kapal tempur Amerika Serikat di wilayah perairan Baltik, dekat dengan Rusia dan Latvia.
Advertisement
Sedangkan kapal tempur AS yang dilaporkan melakukan pendekatan ke Laut Baltik adalah destroyer class pembawa rudal Tomahawk, USS Carney, seperti yang dilaporkan Fontana dan dikutip oleh Independent, Selasa, (9/5/2017).
Akun Twitter resmi Angkatan Laut AS di Eropa pada 5 Mei 2017 melaporkan bahwa USS Carney tengah melintas di selat Denmark untuk melakukan patroli keamanan demi menjaga kepentingan AS di Eropa, seperti yang diwartakan Newsweek.Â
Kantor berita Rusia, RIA Novosti, menambahkan bahwa sebelumnya Morshank, dkk, diagendakan untuk mengikuti parade alutsista maritim untuk merayakan kemenangan Perang Dunia II versi Rusia yang jatuh pada 9 Mei. Namun kini ketiganya ditugaskan untuk bersiaga di Laut Balkan.
RIA Novosti juga menjelaskan bahwa perayaan V-E Day (Victory in Europe, nama perayaan kemenangan Perang Dunia II) versi Rusia yang jatuh pada tanggal 9 Mei itu tetap dilaksanakan, meski tanpa kehadiran Liven, Serpukhov, dan Morshank.
Persiapan Perang Dunia III?
Laporan tersebut menambah daftar aktivitas militer yang terjadi di Laut Balkan pada beberapa minggu terakhir. Menurut sejumlah kantor berita Barat, Moskow diduga akan merencanakan sejumlah 'tindakan' pada Latvia, seperti Rusia menangani situasi di Krimea, Ukraina.
Pada Maret 2017 lalu, Laksamana Michelle Howard --komandan Gugus Tugas Gabungan Naples dari North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang merangkap jabatan sebagai komandan Pasukan Maritim AS Eropa dan Afrika-- menjelaskan bahwa Kremlin nampak meningkatkan kembali aktivitas militer kemaritiman di Laut Baltik yang dulu sempat pasif sejak Perang Dingin berakhir.
Organisasi kerjasama militer negara Atlantik Utara itu kini turut meningkatkan aktivitas militer di wilayah Laut Baltik. Dilaporkan sekitar empat batalion angkatan bersenjata NATO disiagakan di Polandia, Latvia, Lithuania, dan Estonia, sebagai bagian dari Operation Atlantic Resolve.
Inggris juga turut berpartisipasi dalam ceruk tensi militer tersebut. Britania Raya dilaporkan mengirim sekitar 800 tentara ke Estonia untuk bersiaga atas kemungkinan agresi Rusia.
Tensi militer tinggi di Laut Baltik membuat cemas beberapa orang. Sejumlah pihak khawatir bahwa konflik akan meluas menjadi pertempuran global, yang melibatkan negara-negara di dunia. Menjadi Perang Dunia III.
Seorang pakar politik internasional memprediksi bahwa Latvia akan menjadi titik permulaan konflik global edisi ke-III.
Profesor Paul D Miller dari National Defence University di Washington DC memprediksi bahwa Rusia akan melakukan hal serupa seperti di Ukraina pada Latvia. Moskow akan menghasut kelompok pro-Latvia dengan kelompok nasionalis pro-Rusia untuk memecah belah salah satu negara pecahan Uni Soviet itu.
"Konflik itu akan diprediksi terjadi sekitar dua tahun lagi," ujar sang profesor seperti yang dikutip The Sun, Rabu, (3/5/2017). Benarkah demikian? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Â
Â
Advertisement