Sukses

Dubes Inggris: Saya Percaya Ahok Bukan Anti-Islam

Duta Besar Inggris untuk Indonesia mengutarakan rasa simpati kepada Basuki Tjahaja Purnama. Dubes percaya Ahok bukanlah sosok anti-Islam.

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa penjatuhan vonis penjara untuk mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ternyata menuai perhatian dunia. Sejumlah kantor berita internasional besar tak luput mewartakan sidang vonis mantan orang nomor satu Ibukota Indonesia itu.

Media Filipina, Coconut, dengan artikel berjudul Ahok, praying for innocent verdict in blasphemy sentence hearing tomorrow", mengangkat bahwa sidang Ahok kali ini adalah yang terakhir atas kasus penodaan agama yang menderanya.

StraitsTimes juga mengangkatnya melalui tulisan "Jakarta on edge ahead of court verdict against Ahok". Media Singapura itu menuliskan bahwa jumlah pengamanan dalam sidang kali ini mencapai 13 ribu petugas, berbeda dari biasanya yang hanya 3.000.

Kantor berita Inggris The Guardian mewartakan berita vonis Ahok dengan judul "Jakarta's governor Ahok sentenced to two years in prison for blasphemy". Menurut pengamatan The Guardian, vonis 2 tahun penjara sang mantan gubernur merupakan hasil yang mengejutkan.

Ternyata, tak hanya kantor beritanya saja, pemerintah Britania Raya juga turut menaruh perhatian pada nasib pria yang belum genap berusia 50 tahun itu. Simpati Negeri Ratu Elizabeth II itu datang dari representasi pemerintahannya di Indonesia, yaitu lewat duta besarnya.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik yang juga seorang muslim menyampaikan simpati kepada vonis dua tahun penjara Ahok. Hal itu Dubes Malik ungkapkan melalui akun Twitter-nya, sang Dubes yang juga seorang muslim itu menyatakan kepercayaannya bahwa Ahok tidak anti terhadap komunitas Islam.

Dalam Twitter itu, Dubes Moazzam  menuliskannya dalam Bahasa Indonesia. 

 

 Dubes Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik utarakan simpati soal Ahok Dipenjara (Twitter)

"Saya kenal @basuki_btp. Mengaggumi kerjanya untuk Jakarta. Saya percaya dia tidak anti-Islam. Doa saya untuk ibu Veronica dan keluarga," kata Malik dalam akun Twitternya @MoazzamTMalik yang diunggah pada Selasa 9 Mei 2017 

Sang dubes juga menganjurkan agar para pemimpin di Indonesia, dan Jakarta khususnya, untuk menjaga situasi dan kondisi damai di Tanah Air.

"Para pemimpin harus menjaga toleransi dan kerukunan," tutup cuitan Dubes Moazzam.

Membandingkan Ahok dengan Wali Kota Inggris 

Ini bukan kali pertama Dubes Moazzam berkomentar tentang Ahok. Beberapa waktu lalu, setelah London memiliki Wali Kota muslim Sadiq Khan, sang dubes membandingkan antara keduanya. 

Menurutnya, Sadiq dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok punya kesamaan. Hal itu terlihat dari mana kedua orang itu berasal.

Moazzam melihat Sadiq dan Ahok berasal dari kelompok minoritas di negaranya masing-masing. Meski berasal dari kelompok kecil, tapi kedua orang itu berhasil menjadi pemimpin di daerah masing-masing.

"Saya pikir, sebagai pemimpin yang berasal dari komunitas minoritas, Pak Ahok dan Sadiq Khan punya kesamaan," jelas Moazzam di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dengan adanya kesamaan itu, Moazzam berharap ada kesempatan agar dua orang tersebut berkomunikasi secara langsung. Komunikasi itu diharapkan akan berkembang menjadi suatu kerjasama kongkret.

"Saya pikir ke depan ada kesempatan (Ahok dan Sadiq) untuk kerjasama," tuturnya.

Tak hanya itu, sang dubes berharap Ahok mengundang Sadiq ke Jakarta. Hal ini bukan sekedar omongan belaka. Sebab, wali kota London sebelum Sadiq, Boris Johnson pernah melakukan lawatan kerja ke Ibukota Jakarta.

Menurut Moazzam, Sadiq tak mungkin datang tanpa undangan. Tetapi, jika ada undangan resmi dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, maka pihaknya akan bekerja keras memboyong Sadiq ke Jakarta.

"Mungkin kalau Ahok mengundang, saya akan mendorong beliau untuk berkunjung ke Indonesia," ucap Moazzam kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu