Sukses

5 Fakta Unik Kim Jong-un, Sang Diktator Korut

Tidak seperti para diktator lain, Kim Jong-un tampaknya tidak perlu bersusah payah untuk duduk di tampuk kekuasaan,

Liputan6.com, Jakarta - Menjalani hidup sebagai seorang diktator bukan hal yang mudah. Mereka yang berkuasa mutlak memerlukan pembantu-pembantu setia untuk memantau jutaan orang di seluruh negeri.

Lalu ada tentara, propaganda, polisi rahasia, jejaring informan untuk "terus mengetahui" tentang rakyatnya. Jangan sampai mereka berkhianat.

Banyak pendukung yang melakukan apapun yang diperintahkan, di sisi lain tak sedikit yang dianggap merongrong kekuasaan. 

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un adalah putra dari 'Dear Leader' Kim Jong-il, sekaligus cucu 'titisan' dari 'Presiden Abadi' Korut, Kim Il-sung.

Tidak seperti para diktator lain, Kim Jong-un tampaknya tidak perlu bersusah payah untuk menjadi penguasa Korea Utara. Ia mewarisi takhta dari ayah dan kakeknya.

Berikut sejumlah fakta unik Kim Jong-un, sang diktator muda Korea Utara, yang disarikan dari therichest.com pada Rabu (10/5/2017):

2 dari 6 halaman

1. Jenderal Tanpa Pengalaman Militer

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un saat memeriksa detasemen pertahanan di Pulau Jangjae dan Detasemen Pertahanan Pahlawan di Mu Islet, Korea Utara (5/5). Dipulau tersebut Jong-un telah menyiapkan pasukan tempur. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Kim Jong-un digembar-gemborkan menggunakan bakat, kecerdasan dan kerja keras untuk menjadi petinggi militer kelas dunia tanpa pernah menjalani pelatihan atau punya pengalaman sebelumnya dalam urusan ketentaraan -- kecuali memerintahkan pengembangan rudal nuklir.

Ia bahkan dipuja-puja berbakat secara alamiah dalam urusan militer sehingga meraih pangkat 'Daejang', sebanding dengan seorang Jenderal di kemiliteran Amerika Serikat.

Disebutkan juga bahwa, karena kehebatan, kecerdasan, dan kegagahan maskulin dirinya, ia disebut kompeten mengendalikan kekuatan militer terbesar ke-4 sedunia dalam hal jumlah personel -- yang mencakup 1,1 juta tentara aktif dan 8 juta tentara cadangan.

3 dari 6 halaman

2. Eksekusi Mati dengan Mortar

Ilustrasi hukuman mati.

Tak ada data pasti, namun Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) diyakini sebagai salah satu negara yang kerap mengeksekusi mati warganya.

Selain eksekusi di depan umum, diam-diam, pembunuhan bayi, kelaparan disengaja, dan tewas ketika sedang pergi ke tempat kerja, sang Pemimpin Besar kadang-kadang melakukan pembunuhan secara istimewa.

Seorang asisten kepala di Kementerian Angkatan Bersenjata Rakyat dihukum menggunakan mortar karena mabuk dalam masa duka wafatnya ayah sang Pemimpin Besar. Perintah pembunuhan itu adalah agar "tidak ada lagi sisanya bahkan sehelai rambutnya sekalipun."

4 dari 6 halaman

3. Menghabisi Pamannya Sendiri

Paman Kim Jong-un, Jang Song Thaek dieksekusi tahun 2013 karena tuduhan makar kepada Kim Jong-un (AP)

Jang Song Thaek adalah seorang pemimpin senior pemerintahan DPRK dan pernah menjadi orang ke-2 terkuat di negeri itu, di urutan sesudah Kim Jong-il.

Pada 2012, pengadilan khusus militer menentukan bahwa Jang bersalah melakukan pidana berat melawan negara setelah paman Kim Jong-un itu mengakui semua tuduhan.

Kejahatannya antara lain karena ia dituding memimpikan visi yang berbeda, menggunakan mata uang asing di luar negeri ketika sedang mendapatkan perawatan kesehatan, menikmati wine dan makan malam di restoran mewah, serta hubungan tak pantas dengan beberapa wanita.

Karenanya Kim Jong-un menghukum pamannya di hadapan regu tembak -- versi lain ia mengerahkan kawanan anjing liar. Hukuman keji itu mengguncang seluruh negeri juga dunia.

5 dari 6 halaman

4. Langsung Jadi Pemimpin Besar

Pemimpin Korut Kim Jong-un dan kakak tirinya Kim Jong-nam (AP)

Tidak seperti sang Presiden Abadi, Kim Il-sung yang meraih kekuasaan dengan mengekor Lenin dan Kim Jong-il yang berlatih kepemimpinan selama beberapa dekade, pada masa mudanya Kim Jong-un lebih tertarik kepada bola basket daripada menjadi bagian dari 50 orang paling digdaya sedunia.

Menurut beberapa laporan, awalnya Kim Jong-nam dipertimbangkan menjadi penerus yang lebih diinginkan sebelum ia dipergoki dan kemudian diringkus karena berusaha mengunjungi Disneyland Tokyo -- menggunakan paspor Republik Dominika yang belakangan palsu.

6 dari 6 halaman

5. Haus Kekuasaan, Bukan Gila

Ilustrasi anjing ganas. (Sumber Pexels/SplitShare via Creative Commons)

Di tengah berbagai berita aneh, nyeleneh, dan tragis yang terus mengalir keluar dari DPRK, ada dugaan bahwa prioritas utama Pemimpin Besar Kim Jong-un adalah cara mempertahankan kekuasaan.

Selain pernah digosipkan menghukum mantan kekasihnya -- yang belakangan tak terbukti, membunuh deputi pertahanan dengan mortir dan melepaskan anjing-anjing ganas menghabisi pamannya, Pemimpin Besar itu membersihkan musuh-musuhnya dari catatan publik dengan cara memasang foto-foto resmi.

Semua tindakan yang dijalankan Pemimpin Besar itu, baik yang keji maupun yang aneh, diperhitungkan secara cermat untuk mempertahankan status quo bagi generasi ke-3 kediktatoran karismatik dalam DPRK.