Liputan6.com, Berlin - Sebuah hotel di Berlin yang diduga milik rezim Kim Jong-un ditutup oleh pemerintah Jerman. Properti yang bersebelahan dengan Kedutaan Korea Utara itu selama ini digunakan untuk sejumlah acara, termasuk konferensi dan hostel bagi para backpacker.
Pemerintah Jerman mengatakan langkah itu diambil agar Korea Utara tak lagi mendapatkan pasukan uang tunai. Demikian pengumuman pada Rabu 10 Mei 2017.
Dikutip dari money.cnn pada Kamis (11/5/2017), hotel itu bernama City Hostel Berlin. Bangunan tersebut telah beroperasi setidaknya dari tahun 2008.
Advertisement
Media Jerman melaporkan penginapan itu telah menghasilkan puluhan ribu euro tiap bulannya.
Baca Juga
Kaitan antara Korut dengan hotel itu tidak terlihat oleh para turis. Hal tersebut dikarenakan website dan media sosial penginapan sama sekali tidak menyinggung bahwa gedungnya dimiliki rezim Kim Jong-un.
Hostel itu kerap digunakan oleh para pelancong muda, backpacker atau murid saat perjalanan sekolah. Mereka menawarkan kamar pribadi juga bunk beds (satu kamar dengan beberapa tempat tidur) dengan kamar mandi bersama. Paling murah tarifnya 10 euro per malam.
Staf resepsionis mengaku kepada CNNMoney bahwa mereka tak tahu keterkaitan hotel tempat bekerja dengan kepemilikan rezim Kim Jong-un.
Hal yang sama diungkapkan oleh tamu lainnya. Salah satunya adalah pengunjung dari Argentina, yang mengatakan sama sekali tak tahu bahwa gedung itu dimiliki oleh Korea Utara.
EGI GmbH, perusahaan yang terdaftar sebagai pemilik hostel, menolak memberikan komentar. Seseorang yang menjawab telepon di kedutaan Korea Utara meminta seorang reporter menelepon kembali pada hari Kamis.
Manajer hostel juga menolak menjawab pertanyaan dan menginstruksikan CNNMoney untuk meninggalkan properti.
Meskipun kurangnya transparansi, beberapa wisatawan mengetahui hotel itu koneksi Korea Utara -- dan mengatakan begitu pada Tripadvisor, sebuah laman pelancong yang menyediakan informasi pariwisata.
"Saya tidak tahu sampai saya kembali ke rumah bahwa hostel ini adalah bagian dari konsulat Korea Utara di Berlin," kata seorang tamu yang pernah menginap di situ yang memberi pendapat di Tripadvisor.
"Kalian yang menentang kebijakan Korea Utara mungkin tidak ingin tinggal di sini," lanjutnya.
Yang lain berkata: "Hotel yang bagus untuk ditinggali, jika Anda tidak keberatan dengan koneksi Korea Utara."
Pemerintah Jerman mengatakan bahwa pihaknya menelusuri pengaturan penutupan untuk mematuhi sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korea Utara.
Dewan Keamanan PBB mengadopsi sebuah resolusi pada bulan November 2016 lalu, yang melarang Pyongyang menggunakan properti yang dimilikinya di luar negeri untuk hal-hal selain kegiatan diplomatik atau konsuler.
Resolusi tersebut, yang disahkan setelah rezim tersebut melakukan uji coba nuklir, dirancang untuk memotong sumber pendanaan dari luar.
"Kami harus meningkatkan tekanan untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan," ujar Markus Ederer, sekretaris negara bagian ke Kantor Luar Negeri Federal Jerman, mengatakan pada Rabu 10 Mei.
"Sangat penting bahwa kita melakukan lebih banyak lagi untuk mengeringkan sumber keuangan yang digunakan untuk mendanai program nuklir," tambahnya.