Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti Kamis 11 Mei 2017 malam menerima anugerah Peter Benchley Ocean Awards atas visi dan kebijakan pembangunan ekonomi dan konservasi laut di Indonesia.
Menteri Susi selama ini diketahui kerap mengeluarkan kebijakan tegas yang tak jarang oleh sebagian kalangan dinilai kontroversial. Antara lain kebijakan penenggelaman kapal asing yang menangkap ikan di wilayah Indonesia, kebijakan yang melarang penangkapan lobster, kepiting dan rajungan.
Susi juga melarang penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela dan pukat tarik, dan beberapa kebijakan lain. Selama tiga tahun terakhir ini, kebijakan-kebijakan itu mulai membuahkan hasil. Cadangan ikan yang kini bisa ditangkap misalnya, meningkat pesat dari 6,5 juta ton pada tahun 2014 kini menjadi 9,9 juta ton.
Advertisement
Ini belum termasuk jenis-jenis ikan yang selama 10-15 tahun terakhir menghilang, yang kini sudah mulai banyak lagi. Demikian Liputan6.com kutip dari VOANews pada Jumat (12/5/2017).
Berkat perannya itu, Menteri Susi Pudjiastuti dianugerahi Peter Benchley Ocean Awards di Smithsonian, Washington DC. Menurut Susi, pengharagaan ini meyakinkan apa yang ia lakukan di Indonesia selama ini sudah benar.
"Ya, meyakinkan saya bahwa apa yang kita lakukan sudah benar.Apalagi secara parameter ekonomi kan juga sangat luar biasa. Jadi kita melihat bahwa perang melawan illegal fishing ini adalah perang yang menguntungkan. Tidak ada perang yang menguntungkan selain perang melawan illegal fishing," kata Susi.
Peter Benchley Ocean Awards adalah penghargaan maritim tertinggi di dunia yang bersifat unik, karena tidak saja mengakui prestasi yang dicapai pembuat kebijakan publik tetapi juga warga masyarakat dalam menyelamatkan laut. Tak heran jika penerima hadiah ini sebelumnya cukup bervariasi mulai dari presiden dan menteri, hingga aktivis, penjelajah, penyelam, jurnalis foto hingga sutradara film dan media.
"Tentu saja sensasi tentang saya yang ada di media adalah 'oh dia menenggelamkan lagi kapal-kapal nelayan asing, atau oh dia mengeluarkan kebijakan baru.' Tetapi kebijakan itu dibuat bukan tanpa pemikiran mendalam dan target. Buktinya hasil yang dicapai memang luar biasa," tambah Susi.
"Tahukah Anda bahwa di balik biaya menenggelamkan sekitar 360 kapal asing yang mencapai enam juta dolar itu, kami bisa meningkatkan tangkapan ikan dan pendapatan nelayan-nelayan kami? Bahkan ikan-ikan yang selama ini menghilang, sekarang ada lagi. Juga dampak kebijakan-kebijakan lain," bebernya.
Menteri Susi mendapat penghargaan itu untuk kategori kepemimpinan. Selain dari Indonesia, sejumlah tokoh dari negara lain seperti dari Inggris dan Kanada menerima anugerah untuk masing-masing keahlian.