Liputan6.com, San Fernando - Seorang pebisnis Meksiko dan kepala sebuah kelompok beranggotakan 600 keluarga yang mencari kerabatnya yang hilang dilaporkan tewas. Â
Korban bernama Miriam Rodriguez Martinez. Perempuan tersebut ditembak di rumahnya di San Fernando, negara bagian Tamaulipas.
Martinez dikenal atas keberhasilannya menyelidiki pelaku penculikan dan pembunuhan putrinya oleh kartel narkoba, Zetas. Informasi yang ia berikan kepada polisi memastikan bahwa anggota geng tersebut dipenjara.
Advertisement
Namun pada Maret lalu, salah satu anggota kartel tersebut melarikan diri. Sejumlah rekan Martinez menyebut bahwa sejak saat itu dirinya kerap mendapatkan ancaman.
Rekannya juga mengatakan, Martinez telah meminta perlindungan polisi. Namun permohonannya ditolak.
Komisi Hak Asasi Manusia Meksiko, mengeluarkan penyataan bahwa mereka menyesalkan pembunuhan Martinez dan meminta dilakukan penyelidikan menyeluruh.
Sejak putrinya dibunuh pada 2012, Martinez mendirikan kelompok lokal di kotanya bagi keluarga yang kerabatnya merupakan korban kekerasan.
Dikutip dari BBC, Jumat (12/5/2017), aktivis itu juga berhasil menggagalkan upaya penculikan suaminya oleh Zetas. Saat itu Martinez berhasil mengejar geng tersebut dengan menggunakan mobil, sekaligus memberitahukan tentara yang kemudian berhasil menangkap mereka.
Kelompok yang didirikannya merupakan bagian dari tren global yang menjamur, setelah 43 guru dan pelajar di Ayotzinapa, Guerrero, Mekisko, menghilang pada Oktober 2014.
Frustasi dengan bantuan pemerintah, para keluarga korban memulai pencariannya serta membantu orang-orang yang hilang di areanya. Mereka juga Mengambil kursus antropologi forensik, arkeologi, hukum, membeli peralatan pendukung, dan menjadi ahli dalam mengidentifikasi kuburan dan tulang.
Saat ini setidaknya ada 13 kelompok tersebut yang tersebar di seluruh Meksiko.
Pemerintahan mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon yang menjabat pada 2006 hingga 2012, memaksa pasukan keamanan Meksiko untuk memerangi kartel narkoba.
Dalam 10 tahun, upaya yang disebut perang terhadap narkoba itu menimbulkan setidaknya 10.000 korban pembunuhan, termasuk dari institusi sipil dan tokoh pemerintah.
Melalui survei, The International Institute for Strategic Studies (IISS) mengatakan bahwa konflik bersenjata pada 2016 menewaskan 23.000 jiwa. Sementara itu Pemerintah Meksiko mempertanyakan angka-angka tersebut.