Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dijadwalkan akan bertolak ke Beijing, China, pada 14-15 Mei 2017 mendatang. Kunjungan Jokowi ke Negeri Tirai Bambu itu dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Initiative (KTT BRI).
Bertempat di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir Jumat (12/5/2015) mengatakan, KTT BRI bertujuan untuk membahas lebih dalam upaya untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra, sebuah gagasan yang dilontarkan oleh Presiden Xi Jinping pada tahun 2013.
Dikutip dari The Guardian, selain Presiden Joko Widodo, sejumlah pemimpin dunia lainnya dikabarkan juga akan hadir dalam KTT BRI. Sebut saja seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan Aung San Suu Kyi dari Myanmar.
Advertisement
Kerja sama di bawah kerangka BRI ini merupakan bentuk strategi pertumbuhan ekonomi terutama antara China dan seluruh negara Eurasia. BRI terdiri atas dua komponen utama jalur ekonomi yaitu Jalur Sutra Darat dan Jalur Sutra Maritim.
Baca Juga
Arrmanatha menambahkan, pertemuan BRIÂ akan dihadiri sekitar 20 kepala negara. Ia mengatakan, tujuan pemerintah RI menghadiri forum tersebut adalah untuk melihat posisi dan peluang Indonesia dalam kebijakan China tersebut.
"Tujuan utama pemerintah menghadiri forum itu untuk meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur nasional, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan lain lain," ujar Arrmanatha.
Sementara itu, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Edi Yusup memaparkan, dalam pertemuan sebelumnya Presiden Jokowi dan Xi Jinping telah membahas beberapa kesepakatan. Salah satunya, China sepakat untuk membuka akses pasar bagi produk-produk pertanian Indonesia.
Disinggung mengenai adakah proposal yang akan diajukan oleh pemerintah RI dalam KTTÂ BRI tersebut, Edi mengatakan beberapa proyek sudah ada yang dikembangkan oleh Indonesia. Ia menyebut kereta api, Trans-Sulawesi, dan infrastruktur lainnya.
"Pada pertemuan kali ini, fokus pemerintah RI akan mengarah pada kerja sama ekonomi dan investasi dan juga menindak lanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya," ujar Edi.
Di sela-sela KTT BRI, Jokowi dan Xi Jinping dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral.  Dalam kesempatan tersebut, Jokowi dikabarkan akan mendorong investasi infrastruktur di mana salah satunya adalah proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
Edi mengatakan, ini merupakan partisipasi pertama Indonesia dalam forum BRI. Bergabung atau tidaknya Indonesia dalam kebijakan China tersebut sangat bergantung pada peluang yang ada.
Seperti Liputan6.com kutip dari South China Morning Post, Presiden Jokowi mengatakan akan mencari tahu lebih dalam tentang inisiatif pembangunan global ini dalam pelaksanaan KTT BRI.
"Saya akan datang ke China untuk mengetahui lebih rinci manfaat yang dapat diperoleh Indonesia jika bergabung dengan keanggotaan, dan ini akan menjadi perhitungan buat saya," ujar Jokowi.
Selama kunjungan ke Beijing, Presiden Jokowi juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan presiden Swiss, perdana menteri Fiji, dan sekretaris jenderal Partai Demokratik Liberal Jepang.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â