Sukses

Korut Siap Berdialog dengan Amerika Serikat, Asal...

Choe Son Hui Direktur Jenderal di Kementerian Luar Negeri mengatakan Pyongyang akan membuka dialog bersama AS dengan syarat tertentu.

Liputan6.com, Pyongyang - Masih ada peluang bagi penyelesaian konflik di Semenanjung Korea dengan jalan damai, bukan adu senjata mematikan. Diplomat senior Korea Utara mengatakan, Pyongyang bersedia membuka dialog dengan Amerika Serikat. Namun, ada syaratnya. 

 

Seperti dilaporkan oleh media Korea Selatan, Yonhap, diplomat yang dimaksud adalah Choe Son-hui, Direktur Jenderal di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, yang menangani hubungan antara Amerika Serikat dan Korut. 

Kepada awak media dalam perjalanan pulang dari Norwegia, Choe Son-hui mengatakan, dialog tersebut hanya akan terjadi pada 'saat yang tepat'. 

Namun, sang pejabat tak menjelaskan apa yang dimaksud dengan saat yang 'tepat' -- yang jadi prasyarat yang diajukan rezim Kim Jong-un. 

Ketika ditanya apakah Korut juga mempersiapkan pertemuan dengan presiden baru Korea Selatan, Moon Jae-in, Choe hanya menjawab, "Kita lihat nanti."

Pernyataan Choe yang merupakan veteran dari tim negoisiator nuklir Korut ini, merupakan perkembangan baru di tekanan dunia terhadap ambisi nuklir Pyongyang.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump juga pernah mengatakan, dia akan merasa sangat 'terhormat' bila bisa bertemu dengan Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un pada kondisi yang tepat.

Menyusul kemenangannya merebut kursi presiden, politikus Liberal Moon Jae-in pernah menyampaikan hal yang sama.

Sejak masa kampanye, Moon telah menyampaikan keinginannya untuk mengunjungi Pyongyang dan berbicara langsung dengan Kim Jong-un guna meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Hingga saat ini, Korut telah meluncurkan lima uji coba senjata nuklir kendati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS sudah menjatuhkan sanksi.

Pyongyang juga tengah mengembangkan rudal antar benua (ICBM) yang diklaim bisa mencapai daratan AS.

Korut menyebut bahwa aksi ini untuk mempertahankan diri dari agresi Amerika Serikat.