Liputan6.com, Washington, DC - Hubungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan media jauh dari mesra, bahkan sejak awal ia berkuasa di Gedung Putih.
Mula-mula, miliarder nyentrik itu menyerang pemberitaan yang menyebut, mereka yang hadir dalam pelantikannya kalah banyak dibanding saat Barack Obama mengucap sumpah pada 2009 dan 2013.
Advertisement
Trump kerap menyerang media dalam jumpa pers, ia juga tak hadir dalam acara makan malam tahunan jurnalis Gedung Putih.
Baca Juga
Dan kini, suami Melania itu bahkan mengancam akan menghentikan briefing pers (press briefing) yang diadakan tiap hari di Gedung Putih.
"...Mungkin hal terbaik yang harus dilakukan adalah membatalkan semua press briefing yang akan datang dan memberikan jawaban tertulis demi akurasi???," kata Trump dalam akun twitter pribadinya, @realDonaldTrump, seperti dikutip dari VOA News, Sabtu (13/5/2017).
Sebelumnya, juga lewat Twitter, Trump mengatakan bahwa karena kesibukannya menjalankan pemerintahan, stafnya tidak bisa diharapkan untuk memberikan informasi dengan akurasi yang sempurna saat berdiri di podium.
Asosiasi Koresponden Gedung Putih dengan cepat mengutuk usulan itu, dan menekankan pentingnya briefing pers.
"Pertemuan Gedung Putih dan jumpa pers memberikan kesempatan besar dan simbolis bagi para wartawan untuk mengajukan pertanyaan kepada pejabat di tingkat tertinggi pemerintah Amerika," kata ketua asosiasi, Jeff Mason, dalam sebuah pernyataan.
"Menghilangkan briefing akan mengurangi pertanggungjawaban, transparansi, dan kesempatan bagi warga Amerika untuk melihat bahwa dalam sistem politik di Amerika, tidak ada tokoh politik yang tidak bisa ditanyai," tambahnya.
Pernyataan Trump dikeluarkan setelah juru bicara Gedung Putih Sean Spicer, Deputy Press Secretary Sarah Huckabee Sanders, Wapres Mike Pence, dan dirinya sendiri mengeluarkan pernyataan saling bertentangan tentang mengapa mantan Direktur FBI James Comey dipecat awal pekan ini.
Dalam wawancara dengan Fox News, Donald Trump menjelaskan maksud pernyataannya yang ditentang para jurnalis itu.
"Tak akan ada konferensi pers, kita hanya tak akan melakukannya. Kecuali jika aku sendiri yang menyampaikannya setiap dua pekan," kata dia. "Kupikir itu ide bagus."
Donald Trump sudah menentang media sejak awal kampanyenya, kala itu capres Republik tersebut sering menuduh jaringan kantor berita besar menyebarkan "berita palsu".