Liputan6.com, Seoul - Korea Utara dikabarkan melakukan uji coba rudal dari bagian barat laut negara itu pada Minggu pagi waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh kepala staf gabungan Korea Selatan.
"Militer kami memantau dengan saksama atas pergerakan provokatif Korut dan mempertahankan posisi siaga," demikian pernyataan militer Korsel seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Minggu (14/5/2017).
Baca Juga
Rudal tersebut diluncurkan di dekat kota Kusong, dan berhasil terbang sejauh 700 kilometer. Kabar terkait uji coba rudal Korut ini pun dikonfirmasi oleh seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, namun yang bersangkutan mengatakan pihaknya masih mencermati jenis rudal.
Advertisement
"Pada titik ini, kami tidak melihat hal yang konsisten terkait dengan peluncuran rudal antarbenua," ujar seorang pejabat pertahanan AS kepada CNN.
Uji coba ini merupakan langkah provokatif perdana yang dilakukan Korut sejak Korsel memiliki presiden baru, Moon Jae-in. Moon sendiri diketahui memilih mengedepankan dialog dalam menyikapi isu Korut.
Sumber dari kantor presiden Korsel menyatakan, pertemuan dengan dewan keamanan nasional pun digelar sebagai reaksi atas uji coba rudal terbaru Korut.
Peluncuran rudal tersebut dinilai sebagai penghinaan terhadap China, satu-satunya sekutu Korut yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda ekonomi negara itu di tengah sanksi yang dijatuhkan dunia internasional.Â
Pada Sabtu waktu Beijing, Presiden Xi Jinping membuka KTT Belt and Road sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra kuno. Tercatat sejumlah kepala negara menghadapi ajang tersebut, termasuk Korut yang mengirimkan sejumlah delegasi.
Rudal yang diluncurkan Korut dilaporkan mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Demikian pernyataan dari pemerintah Jepang.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengutuk aksi Korut tersebut.
"Di tengah peringatan keras dari masyarakat internasional, Korut kembali meluncurkan rudal balistik. Ini benar-benar tidak dapat diterima dan kami memprotes keras. Peluncuran rudal Korut merupakan ancaman serius bagi Jepang dan jelas-jelas melanggar resolusi PBB," terang PM Abe.
Namun Sekretaris Kabinet Yasuhide Suga menegaskan, pihaknya tidak akan mengambil langkah strategis mengingat jatuhnya rudal bukan di zona ekonomi eksklusif Jepang.
Peluncuran rudal balistik terbaru ini berselang dua pekan dari aksi serupa yang dilakukan tepatnya pada 29 April. Menurut pejabat Korsel dan AS, uji coba sebelumnya berujung kegagalan. Juru bicara Komando Pasifik AS mengatakan, rudal meledak di wilayah Korut.
Korut, setidaknya telah melakukan sembilan uji coba rudal sejak Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2017. Beberapa rudal bahkan sampai ke Laut Jepang atau dikenal pula sebagai Laut Timur.
Meski ketegangan antara AS-Korut tidak terelakkan dan cenderung meninggi dalam beberapa bulan terakhir, namun seorang diplomat senior Korut menyampaikan, Pyongyang terbuka untuk melakukan dialog dengan Washington "di bawah kondisi yang tepat."
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Trump sempat mengatakan bersedia bertemu Kim Jong-un dalam "situasi yang tepat." Pernyataannya tersebut dinilai kontroversial mengingat selama ini belum pernah ada seorang pun presiden AS yang pernah bertemu Jong-un.