Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merayakan uji coba rudal pada 14 Mei 2017 yang disebut sebagai "sistem senjata sempurna". Korut menyebut sistem rudal balistik jangka menengah itu dapat membawa hulu ledak nuklir berukuran besar.
Menurut ahli, peluncuran tersebut menunjukkan kemajuan Korut dalam mengembangkan rudal balistik antarbenua yang dapat menjangkau daratan Amerika Serikat.
Baca Juga
"Uji coba misil terbaru Korea Utara yang sukses menggambarkan tingkat performa yang belum pernah terlihat dari rudal Korut," ujar seorang insinyur penerbangan, John Schilling.
Advertisement
Peluncuran terbaru itu menuai kecaman banyak pihak. Gedung Putih menyebut Korea Utara sebagai "ancaman mencolok" dan mendesak Sekutu untuk menjatuhkan sanksi lebih kuat. Korea Selatan dan Jepang juga mengecam uji coba itu.
Saat merilis foto pertama peluncuran, media pemerintah Korea Utara mengatakan itu merupakan roket balistik strategis jarak jauh yang disebut Hwasong-12. Menurut kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), rudal itu mampu mengantarkan hulu ledak ke sasaran.
"Jika AS memilih untuk melakukan provokasi militer terhadap DPRK (Korea Utara), kami siap untuk melawannya," ujar KCNA seperti dikutip dari Washington Post, Senin (15/5/2017).
"Jika AS berusaha memprovokasi DPRK, mereka tidak dapat kabur dari bencana terbesar dalam sejarah," kata kantor berita itu yang mengutip pernyataan Kim Jong-un.
Rudal balistik yang ditembakkan Korut itu terbang sejauh 700 km di laut antara Semenanjung Korea dan Jepang. Rudal tersebut juga terbang selama 30 menit, di mana waktu itu jauh lebih lama dibanding peluncuran rudal baru-baru ini.
KCNA mengatakan, peluncuran itu dilakukan di sudut tertinggi dalam pertimbangan keamanan negara-negara tetangga. Co-director program keamanan global Union of Concerned Scientists David Wright mengatakan, jarak terjauh rudal tersebut sekitar 1.995 km.
Menurut Schilling, dengan kemampuan terbang jarak tersebut, rudal Hwasong-12 dapat dengan mudah menyerang pangkalan militer AS di Guam.
Pemerintah Trump berulang kali mengatakan bahwa semua pilihan sudah diletakkan di atas meja untuk menghentikan Korea Utara mengembangkan senjata nuklir dan program rudalnya.
Pada pertengahan April, Korea Utara menggelar parade militer besar. Dalam kegiatan itu dipamerkan sejumlah model rudal terbaru dan meluncurkan dua rudalnya--meski tak ada yang berhasil.
Para pengamat berpikir bahwa Hwasong-12 bisa jadi "rudal misterius" yang dipamerkan dalam parade Korut tersebut.