Liputan6.com, Bangkok - Warga Thailand terancam kehilangan semua akses ke Facebook, Selasa ini. Ini terjadi karena jejaring sosial itu menayangkan rekaman sang raja yang bertato, tengah berjalan-jalan menggunakan crop top atau tank top setengah dada. Rekaman ini sontak menjadi viral.
The Sun yang dikutip dari News.com.au, Selasa (16/5/2017), memberitakan bahwa tayangan viral Raja Maha Vajiralongkorn itu berisi adegan saat pemimpin Thailand tengah melenggang di sekitar pusat perbelanjaan, didampingi seorang wanita.
Mengetahui peredaran rekaman tersebut, petinggi di negara Asia Tenggara tersebut kabarnya marah dan menginginkan agar klip tersebut ditarik dari peredaran. Bangkok Post melaporkan, seluruh negeri itu bisa kehilangan akses Facebook pada hari Selasa pagi (waktu setempat), jika permintaan itu tak dipenuhi.
Advertisement
Asosiasi Penyedia Layanan Internet Thailand mengatakan kepada Bangkok Post bahwa mereka dapat memutuskan server Facebook jika gagal memenuhi tenggat waktu Selasa pukul 10.00 (13.00 AEDT) untuk menghapus unggahan video beserta tautannya.
"Jika satu halaman terlarang, kami akan segera membahas langkah-langkah hukum yang harus diambil melawan Facebook Thailand," ujar Takorn Tantasith selaku Kepala Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional Thailand.
Kepala internet di negara tersebut dilaporkan mengirim email pribadi ke bos Facebook Mark Zuckerberg, berisi permintaan penghapusan klip tersebut.
Sejauh ini sudah ada upaya untuk memblokir warga Thailand melihat video tersebut. Namun lebih dari 300 versinya diyakini telah beredar di media sosial.
Berikut ini rekamannya:
Di Thailand, warga bisa dipenjara selama 15 tahun karena menghina raja negara tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Maha Vajiralongkorn terlihat dalam pakaian semacam itu.
Pada Oktober 2016, dia terekam kamera tengah berada di sebuah bandara di Munich dalam balutan tank top yang digulung, jins longgar, dan tato palsu bersama seekor pudel.
Raja Thailand Vajiralongkorn dimahkotai pada Desember 2016. Pria berusia 64 tahun tahun itu menggantikan ayahnya Raja Bhumibol Adulyadej yang meninggal tahun sebelumnya pada usia 88 tahun -- setelah bertakhta selama 70 tahun.