Sukses

Ditanya Soal Donald Trump, Ini Respons Penduduk Asli Amerika

Berikut respons seorang penduduk asli Amerika Serikat tentang Presiden Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - Persepsi Penduduk Asli Amerika (Native American) yang tinggal di Amerika Serikat terhadap Presiden Donald Trump banyak didominasi oleh kesan negatif.

Para Native American menilai bahwa sang presiden ke-45 AS itu merupakan sosok yang tidak menghargai tradisi dan budaya masyarakat asli Negeri Paman Sam.

Buktinya, hanya beberapa hari pasca-dilantik sebagai Presiden AS, Donald Trump mengeluarkan sebuah executive order (perintah eksekutif) yang menyetujui pembangunan Akses Pipa Dakota (Dakota Access Pipeline, DAPL), sebuah pipa pendistribusi minyak dari Dakota Utara, yang melintasi Dakota Selatan dan Iowa, hingga ke Negara Bagian Illinois.

Padahal, Penduduk Asli Amerika yang tinggal di negara bagian yang dilintasi DAPL dengan tegas menolak pembangunan pipa itu, seperti yang dikutip Time, 27 Januari 2017.

Penduduk Asli Amerika menganggap bahwa pembangunan DAPL akan merenggut tanah adat dan akan mencemari kualitas air sejumlah suku Native American di sana.

Pada sebuah kesempatan, Liputan6.com berhasil mewawancarai salah satu pria Penduduk Asli Amerika dan menanyakan tentang persepsinya terhadap Presiden Donald Trump.

Pria itu bernama Doug Good Feather yang merupakan keturunan dari Suku Dakota dan Lakota, dua suku yang wilayah adatnya akan dilintasi oleh pembangunan DAPL.

Good Feather menjelaskan bahwa ia dan para penduduk Native American lain yang tinggal di AS menilai Presiden Trump dengan persepsi negatif.

Meski begitu, ia dan rekan-rekannya tetap memegang teguh tradisi Native American sebagai tonggak untuk menghadapi sikap Presiden Trump terhadap Penduduk Asli Negeri Paman Sam itu.

"Kami kini hidup dan terlibat dalam kehidupan masyarakat Amerika (AS) modern. Dan aku tegaskan bahwa kami tetap dengan teguh terus mempertahankan gaya hidup, bahasa, budaya, spiritual, dan ritual adat," jelas Doug Good Feather dalam sesi wawancara pada kegiatan Creative Culture of Native America di @america, Jakarta, Selasa, (16/5/2017).

"Dan kami menggunakan itu (tradisi budaya) untuk melangkah maju melawan bentuk opresi (Presiden Trump), sebagaimana dia (Presiden Trump) melakukan opresi melalui cara berpikirnya tentang kami, masyarakat asli Amerika," tambah pria yang berasal dari Suku Hunkpapa Lakota di Negara Bagian Dakota Utara dan Selatan, Amerika Serikat.

Pria yang aktif dalam sejumlah kegiatan misi budaya Native American itu juga menjelaskan bahwa sikap presiden ke-45 AS tersebut justru dijadikan Good Feather dan rekan-rekannya untuk semakin giat melestarikan tradisi budaya Penduduk Asli Amerika.

"Hal itu justru semakin membuat kami semakin kuat. Berupaya untuk terus mengedukasi diri kami, melantangkan usaha kami untuk memperjuangkan hak masyarakat Native American, serta menyemangati para pemuda agar kuat pendirian dan lantang bersuara," ujar Good Feather.

Menurut Good Feather, perjuangan Penduduk Asli Amerika melawan bentuk tekanan --seperti pada pembangunan DAPL-- di Amerika Serikat telah berlangsung lama dan menahun.

"Kami sejak dulu selalu dalam perjuangan itu di AS. Kami terlahir untuk menghadapi hal-hal seperti itu, dan kami tidak punya pilihan. Jadi kami akan terus bergerak maju ke depan," tutup Good Feather.

Saksikan juga video berikut ini: