Liputan6.com, Jalalabad - Sekelompok orang menyerang sebuah stasiun televisi di Afghanistan timur pada Rabu, 17 Mei 2017 waktu setempat, menyebabkan setidaknya enam orang tewas. ISIS mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
ISIS mengklaim sebagai dalang serangan tersebut dalam sebuah pesan yang diunggah di layanan pesan Telegram, berafiliasi dengan media ISIS, Amaq. Sejauh ini pengakuan itu belum dapat diverifikasi keasliannya.
Baca Juga
Pasukan keamanan yang dipanggil ke Radio Television Afghanistan di Kota Jalalabad dilaporkan terlibat dalam pertempuran bersenjata dengan para penyerang.
Advertisement
"Empat pegawai stasiun TV dan dua petugas polisi tewas," kata juru bicara gubernur Provinsi Nangarhar, Atauolah Khogyani seperti diberitakan CNN yang dikutip Kamis (18/5/2017).
"Empat dari lima penyerang juga tewas, termasuk satu bomber bunuh diri," kata dia. Sementara itu, penyerang kelima ditangkap.
"Sedikitnya 19 terluka dalam serangan tersebut, termasuk tujuh orang yang dirawat di rumah sakit dan sudah dipulangkan," papar Direktur Dinas Kesehatan Provinsi Nangarhar, Najibullah Kamawal.
"Sebuah ledakan terjadi dari daerah serangan tersebut setelah penyerang memasuki gedung," imbuh salah satu polisi.
Rekaman dari tempat kejadian yang menunjukkan orang-orang berlarian panik saat rentetan tembakan terdengar kemudian beredar. Sebuah tim darurat dipanggil dan menyisir lokasi.
Serangan Sebelumnya
Warga sipil sering dijadikan target oleh militan di Afghanistan, baik dalam pengeboman dan serangan penembakan.
Komite Internasional Palang Merah mengatakan pada Februari lalu, sebuah tim yang terdiri dari tiga sopir dan lima petugas lapangan Palang Merah yang dalam perjalanan untuk mengirimkan barang-barang peternakan ke daerah di Provinsi Jawzjan diserang orang-orang bersenjata tidak dikenal.
Sebulan sebelumnya, puluhan orang tewas dalam serangkaian serangan di seluruh negeri. Di antaranya bom bunuh diri kembar di dekat Parlemen Afghanistan di Kabul, ledakan di kompleks pemerintah Provinsi Kandahar, dan sebuah bom bunuh diri di Provinsi Helmand.
Pada Agustus 2016, sebuah serangan menewaskan 13 orang, termasuk siswa dan staf di Universitas Amerika Afghanistan di Kabul.
Misi Bantuan PBB di negara tersebut menyebut, 3.498 warga sipil terbunuh dan 7.920 orang terluka pada 2016 di Afghanistan. Jumlah korban sipil tersebut tertinggi sejak badan itu mulai mendokumentasikan statistik di sana.