Liputan6.com, Jakarta - Lawatan kenegaraan Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia ke Indonesia direncanakan membawa rombongan besar ke Tanah Air. Termasuk di antaranya, Menteri Luar Negeri Margot Wallström dan Pejabat Kementerian Kesehatan untuk Urusan Anak dan Gender, serta 60 pengusaha dari 35 perusahaan.
Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji, menyebut lawatan tersebut sangat bersejarah. Pasalnya, sejak hubungan bilateral kedua negara dibuka, baru pertama kali Kepala Negara Swedia datang ke Indonesia.
"Kunjungan ini diawali kehadiran Raja pada 21 Mei yang kemudian meninggalkan Indonesia pada 25 Mei. Jadi cukup panjang keberadaan beliau di Tanah Air, sebelumnya kunjungan kerja Presiden Indonesia ke Swedia pada 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," sebut Witjaksono dalam press briefing Kemlu, Kamis (18/5/2017).
"Tapi Raja Carl XVI Gustaf pernah ke Indonesia namun, dalam kapasitas ketua Pandu Dunia yang dilakukan pada 2012," sambung dia.
Baca Juga
Advertisement
Raja Swedia pada hari pertama kunjungan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, pada 22 Mei 2017. Akan ada beberapa hal yang dibahas dua pemimpin tersebut
"Fokus kunjungan itu investasi, perdagangan, energi dan riset teknologi," sebut Witjaksono.
Ia menyatakan, akan ada beberapa perjanjian yang akan dihasilkan. Kesepakatan tersebut terjalin di beberapa bidang.
"Kunjungan akan ada hasil yang sedang terus kita negosiasikan yaitu perjanjian bebas visa, ekonomi kreatif, dan beberapa hal lain. Selain (perjanjian) antar pemerintah ada juga antar agency yang akan ada juga deal ekonomi bisnis," papar dia.
Dubes Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro menambahkan, lawatan tersebut merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperdalam hubungan antar dua negara. Apalagi, Swedia adalah negara unggul terutama di bidang inovasi teknologi.
"Kita tak akan melewatkan kesempatan ini," papar dia.