Sukses

Insiden Ricuh Protes Anti-Erdogan, Deplu AS Panggil Dubes Turki

Unjuk rasa anti-Erdogan yang berakhir bentrok antara demonstran dan petugas keamanan Turki dipermasalahkan AS.

Liputan6.com, Washington DC - Unjuk rasa anti-Erdogan yang berakhir bentrok antara demonstran dan petugas keamanan Turki di Washington DC awal pekan lalu, berujung pemanggilan Duta Besar Turki untuk AS Serdar 

Dubes Turki dipanggil ke Departemen Luar Negeri Negeri Paman Sam pada Rabu 17 Mei 2017 waktu setempat. Sebelumnya, pihak AS mengajukan keluhan ke Ankara.

Informasi tersebut disampaikan oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang tak disebutkan identitasnya.

"Aksi kekerasan yang dilakukan oleh personel keamanan Turki awal pekan ini sangat mengganggu," kata pejabat itu kepada CNN yang dikutip Jumat (19/5/2017).

"Kami mengomunikasikan perhatian kami ini kepada pemerintah Turki dalam terminologi yang paling kuat. Melakukan penyelidikan menyeluruh yang memungkinkan mencari individu untuk bertanggung jawab jawab adalah yang paling penting bagi kami."

Pejabat itu juga menegaskan bahwa dua anggota keamanan khusus Presiden Recep Tayyip Erdogan ditahan sebentar selama terjadi kericuhan, kemudian dibebaskan dan kembali ke Turki dengan Erdogan.

"Hukum internasional terkait kepala negara dan anggota rombongan tidak dapat diganggu gugat dari penangkapan dan penahanan," kata pejabat itu. "Amerika Serikat mengakui, tidak dapat mengubah aturan yang memberikan perlindungan timbal balik bagi Amerika Serikat."

Beberapa anggota parlemen telah bergabung dengan kelompok yang menyuarakan tuntutan atas kericuhan berdarah, yang mengakibatkan sembilan orang dilarikan ke rumah sakit pada hari Sabtu -- hanya beberapa jam setelah Erdogan bertemu dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih.

Senator Arizona John McCain dari Republik menyerukan agar Duta Besar Turki untuk Amerika Serikat untuk keluar dari negara itu pada Kamis 18 Mei.

McCain dan rekan Demokratnya, Senator Dianne Feinstein dari California juga menulis surat kepada Erdogan mengutuk aksi kekerasan itu.

Menyelidiki Insiden Pemukulan

Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada CNN, Kamis bahwa mereka "bekerja sama dengan pihak berwenang setempat atas kejadian tersebut," tetapi menolak berkomentar lebih lanjut karena penyelidikan sedang berlangsung.

"Kedutaan Turki mengklaim bahwa kelompok yang berkumpul di depan Kedutaan Turki di AS adalah mereka yang berafiliasi dengan PKK (Partai Pekerja Kurdistan) dan tanpa izin, menjadi agresif lalu memprovokasi warga Turki-Amerika yang tengah damai berkumpul menyambut kedatangan Presiden Erdogan," demikian menurut sebuah pernyataan yang dirilis pihak Turki pada Rabu malam.

"Warga Turki-Amerika itu kemudian membela diri. Kami berharap di masa depan, langkah yang tepat akan diambil untuk memastikan bahwa tindakan provokatif yang sama menyebabkan kerugian dan kekerasan tidak terjadi," imbuh pernyataan dari kedutaan Turki tersebut.

Peristiwa pemukulan itu terjadi di hari yang sama ketika Presiden Donald Trump menyambut Erdogan di Gedung Putih.

Dalam pertemuan Trump dan Erdogan, keduanya berjanji untuk memperkuat hubungan yang sempat diwarnai ketegangan akibat dipicu sejumlah isu. AS diketahui menolak mengekstradisi Fethullah Gulen, ulama Turki yang dituduh mendalangi kudeta militer gagal tahun 2016.

Video Terkini