Liputan6.com, Mwanza - Hari itu, 21 Mei 1996, menjadi momen nahas bagi para penumpang kapal feri MV Bukoba. Kendaraan laut tersebut tenggelam di Danau Victoria, Afrika, mengakibatkan sekitar 1.000 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Sementara sekitar 100 orang berhasil selamat.
Kejadian nahas itu terjadi pagi hari, setengah jam sebelum kapal tiba di Pelabuhan Mwanza, Tanzania. Kapal tenggelam bersama ribuan penumpang dan puluhan kilo ton muatan yang dibawa.
Baca Juga
Salah satu penumpang selamat, Nyaisa Simango menceritakan dengan jelas bagaimana kejadian tragis feri tenggelam tersebut lewat buku berjudul "Sitasahau MV Bukoba".
Advertisement
Nyaisa yang merupakan sipir penjara itu menceritakan dari awal bagaimana ia bisa menjadi penumpang MV Mukoba. "Banyak penumpang naik dengan tiket ilegal lewat pintu belakang feri," kisahnya.
Menurut dia, sebelumnya kapal tersebut juga sempat hampir tenggelam dalam perjalanan. "Di hari pertama naik kapal, perasaanku sudah tidak enak, karena kru kapal tidak becus mengemudikannya."
Petaka bermula di Pelabuhan Bukoba. Saat itu, Nyaisa hendak kembali ke Mwanza. Banyak penumpang baru datang dan masuk ke Kapal MV Bukoba. Muatan barang juga bertambah banyak. 'Lautan' manusia pun memenuhi kapal feri.
"Tapi aparat setempat tidak bertindak meski melihat kondisi kapal yang ekstra penumpang itu. Kapal terlalu penuh."
Dalam perjalanan tersebut, Nyaisa sangat was-was. Jika selamat pun, ia akan mencoba melaporkan 'pelanggaran' ini. Tak lama, kapal bergoyang ke kanan dan ke kiri. Banyak penumpang yang muntah dan berteriak ketakutan.
Kapal pun mulai tenggelam perlahan. Penumpang yang sedang tidur terpaksa terbangun mendengar suara histeris penumpang lain. Sejumlah orang terlempar dari feri ke danau, karena kapal sudah mulai miring.
Satu sisi MV Mukoba pun perlahan bak ditelan air danau itu.
Nyaisa mencari siasat untuk selamat. Ia naik ke lambung kapal, bagian yang masih berada di atas permukaan air. Empat jam kemudian, nelayan datang. Para korban yang berhasil menyelamatkan diri di lambung kapal diselamatkan nelayan.
Menurut Nyaisa, peristiwa ini menjadi pelajaran bagi pemerintah setempat untuk lebih ketat mengatur jumlah penumpang kapal. Sejak peristiwa nahas kapal tenggelam itu, Tanzania pun berbenah regulasi tersebut.
Sejarah lain mencatat pada 21 Mei 1991, Perdana Menteri India Rajiv Gandhi menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan seorang wanita. Sementara pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan pidato pengunduran diri setelah berkuasa di Indonesia selama 31 tahun.