Liputan6.com, Yerusalem - Presiden AS Donald Trump melanjutkan lawatan ke luar negeri pertamanya ke Israel dan Otoritas Palestina pada Senin 22 Mei 2017 waktu setempat. Setelah sebelumnya singgah di Riyadh, Arab Saudi bertemu dengan Raja Salman.
Trump menerima sambutan hangat dari bandara oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca Juga
Sebelum bertemu dengan Netanyahu, Presiden dan Ibu Negara Melania Trump mengunjungi Tembok Ratapan -- sebuah situs suci Yahudi penting, dan Gereja Makam Suci, yang diyakini sebagai tempat penyaliban dan makam Yesus.
Advertisement
Melansir dari Fox17online, Selasa (23/5/2017), sebagian orang menggunakan momen kunjungan Trump untuk menyampaikan pesan kepada presiden yang kontroversial itu, untuk mendukung para tahanan Palestina yang saat ini mogok makan.
Salah satu kelompok unjuk rasa itu adalah Women Wage Peace, yang beraksi di luar hotel yang ditinggali Trump saat Yerusalem, selama pertemuan antara Presiden AS dan Presiden Israel Reuven Rivlin.
Para wanita itu menyerukan solusi diplomatik dalam konflik, pekan lalu membentuk tanda manusia raksasa di Jaffa yang membentuk tulisan Ready for peace atau "Siap untuk perdamaian" -- pesan yang sama akan disampaikan kepada dua presiden itu.
Pada Senin malam, saat Trump dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertemu di Yerusalem, aktivis dari sayap kiri Partai Hadash muncul di luar Kedutaan Besar AS di Tel Aviv, sambil membawa tulisan Trump Go Home! atau "Trump pulang!"
Pada malam kunjungan Donald Trump, seorang pejabat Israel mengatakan kabinet Netanyahu telah menyetujui langkah-langkah pembangunan kepercayaan dengan Palestina, termasuk memungkinkan sebuah bangunan di daerah Tepi Barat.
Pejabat itu mengatakan paket tersebut termasuk izin bangunan untuk warga Palestina di Area C, yang sebagian besar telah terlarang bagi pengembangan Palestina sampai sekarang.
Kendati demikian hal itu masih menunggu pengumuman resmi pemerintah. Setelah Israel, Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Yerussalem.