Liputan6.com, Manchester - Chris Parker adalah seorang tunawisma. Pada Senin malam 22 Mei 2017 waktu setempat, ia berada di muka Manchester Arena. Pria 33 tahun itu mengharap belas kasih dari para pengunjung konser Ariana Grande.
"Orang-orang berkerumun, semua tampak gembira," kata dia seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (23/5/2017).
Advertisement
Baca Juga
Namun, saat para pengunjung keluar dari pintu kaca, suara ledakan keras terdengar. "Dalam sepersekian detik saya melihat sebuah kilatan putih, disusul asap. Kemudian terdengar teriakan," kata dia.
Momentum ledakan mengempaskan tubuh Parker ke lantai. "Alih-alih lari, naluri memerintahkan saya untuk kembali dan mencoba memberi pertolongan," ujarnya.
Parker melihat orang-orang tergeletak di sana sini. "Saya melihat seorang gadis cilik...ia kehilangan kaki," kata dia. Air mata mengalir ke pipinya saat menceritakan kesaksiannya di malam nahas itu.
Ia membungkus luka gadis tersebut dengan kaus suvenir yang ia temukan di sana. "Dan aku bertanya, 'di mana ibu dan ayahmu?'. Dia menjawab, 'ayahku sedang bekerja, dan ibuku di atas sana."
Kala itu, Parker menduga, ibu korban telah meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Parker yang tidur beratap langit selama bertahun-tahun juga bertemu dengan seorang perempuan berusia 60-an tahun yang cedera akibat bom. Kaki dan kepalanya luka serius.
"Ia meninggal dunia dalam pelukanku. Usianya 60-an tahun. Korban mengaku ada di sana bersama keluarganya," katanya.
"Saat itu aku tak berhenti menangis. Yang paling mengejutkan, aksi sadis itu dilakukan di tengah konser anak-anak."
Parker melihat paku dan baut bertebaran di lantai. Orang-orang menderita cedera di kepala.
"Aku tak bisa melupakan suara teriakan itu, juga baunya...aku tak sebenarnya tak ingin mengatakannya, tapi aromanya mirip daging yang terbakar," tambah dia.
Pihak Kepolisian Inggris mengatakan ledakan di Manchester Arena, yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 lainnya, diduga dilakukan seorang pelaku bom bunuh diri.
Aparat juga membekuk seorang pria berusia 23 tahun yang diduga terkait dengan insiden sadis itu.
Sementara itu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di konser Ariana Grande itu.