Liputan6.com, Jakarta - Berkunjung ke negara dengan budaya berbeda tentu mensyaratkan tata krama yang berbeda pula. Pengalaman Presiden Donald Trump ketika diajari minum dengan menggunakan tangan kanan oleh Raja Salman menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Rabu (24/5/2017) pagi.
Masih terkait dengan perjalanan kenegaraan Donald Trump, ketibaannya di Israel mendapat protes dari sejumlah warga Yahudi.
Baca Juga
Artikel tentang kesabaran seorang guru di China dalam menyayangi muridnya yang tengah koma juga menyentuh hati para pembaca.
Advertisement
Berikut Top 3 Global selengkapnya:
1. Raja Salman Ajari Donald Trump Minum dengan Tangan Kanan?
Pada Sabtu 20 Mei 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan lawatan perdana ke luar negeri. Arab Saudi menjadi destinasi pertamanya.
Miliarder nyentrik itu disuguhi kopi tradisional dalam acara penyambutan yang diadakan di Bandara Riyadh.
Pada kesempatan tersebut, sang tuan rumah Raja Salman, juga turut serta menikmati secangkir kopi.
Raja dari Dinasti Saud itu juga sempat mengajarkan aturan dalam tradisi minum kopi di Arab.
2. Warga Yahudi Tolak Kedatangan Donald Trump di Israel, Alasannya?
Kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Israel disambut dingin oleh sebagian warga Yahudi. Protes pun digelar, salah satunya di Yerusalem.
Trump berada di Israel usai mengunjungi Riyadh, Arab Saudi. Di negara sekutunya itu, sang miliarder nyentrik dijadwalkan bertemu Presiden Reuven Rivlin dan PM Benjamin Netanyahu.
Menurut beberapa demonstran, unjuk rasa dilakukan untuk menunjukkan pandangan warga Israel berbeda dengan pemerintahnya. Mereka menolak kepemimpinan Trump di Amerika.
3. Ajaib, Cerita Ibu Guru Bangunkan Murid dari Koma Selama 15 Bulan
Remaja asal China bernama Zhang Haojie menderita pendarahan otak hebat (cerebral hemorrhage). Ia pun jatuh koma.
Sudah tiga kali operasi dijalani pemuda 15 tahun itu. Namun, semuanya gagal. Dokter yang menanganinya bahkan mengatakan, Zhang mungkin tak akan bangun dari koma. Kabar itu bak petir di siang bolong bagi kedua orangtuanya.
Di tengah kesedihan, sejumlah orang mengulurkan bantuan. Salah satunya seorang guru bernama Tong Shufang.
Perempuan yang berasal dari Kota Quzhou, Provinsi Zheijang itu hampir tiap hari menjenguk muridnya yang terbaring tak sadar.
Selama 15 bulan, ibu guru baik hati itu datang dan menyampaikan cerita-cerita soal kondisi sekolah dan teman-teman pasien.
Â