Liputan6.com, Manchester - Aparat penegak hukum yang menangani kasus ledakan bunuh diri di Manchester Arena mewaspadai kemungkinan adanya bom kedua.
Dugaan kuat itu muncul setelah kepolisian melakukan penyerbuan ke kediaman Salman Abedi, si terduga bomber bunuh diri, di Elsmore Road, Manchester, Rabu 24 Mei 2017 lalu. Pada penyerbuan ke rumah Salman Abedi, polisi menemukan stok bahan kimia yang cukup untuk membuat dua buah bom rakitan.
Kepolisian juga menemukan sebuah bengkel kerja yang berisi peralatan untuk merakit alat peledak di kediaman Salman Abedi.
Advertisement
Tak hanya itu, polisi menduga kuat bahwa bom kedua itu telah selesai dirakit dan disimpan oleh kelompok teroris lain di Inggris untuk serangan teror gelombang kedua, demikian yang diwartakan oleh The Telegraph, Jumat, (26/5/2017).
"Kekhawatiran besar muncul setelah kami menilai bahwa zat kimia dan peralatan yang telah ditemukan itu cukup untuk membuat sekitar dua hingga tiga bom," jelas seorang sumber dari kepolisian kepada The Telegraph.
Baca Juga
Selain itu, polisi menduga bahwa sang terduga bomber belajar merakit bom saat dirinya bepergian ke Libya pada April 2017 lalu. Pada awal minggu ke-3 Mei 2017, Abedi kembali ke Inggris dari Libya, setelah sebelumnya singgah di Istanbul, Turki dan Dusseldorf, Jerman.
"Perakitan bom seperti itu (bom Manchester Arena), bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari secara mudah melalui internet. Menurutku, ia pasti mempelajarinya di suatu tempat, kuat dugaan Libya, selama beberapa bulan. Setelah menguasainya, membuat bom seperti itu hanya membutuhkan waktu cepat," kata David Vidicette, mantan penyelidik kepolisian pada kasus teror London 7 Juli 2005, seperti yang dikutip oleh The Telegraph.
Setibanya di Inggris, Â terduga bomber ditengarai mulai mempersiapkan rencana terornya. Menurut dugaan kepolisian, pria 22 tahun itu mulai mengumpulkan bahan komposisi untuk membuat bom sekitar tanggal 19 hingga 22 Mei 2017.
Pada Senin pagi 22 Mei 2017, Abedi melakukan mobilisasi dari kediamannya di Elsmore Road ke sebuah apartemen sewa di Granby Row, Fallowfield Manchester. Apartemen sewa di Granby Row itu juga menjadi sejumlah lokasi yang diserbu polisi guna menjaring informasi untuk proses penyelidikan.
Menurut dugaan sementara investigator, seperti yang dikutip The Telegraph, apartemen sewa di Granby Row itu digunakan Abedi untuk merakit bom. Ia membawa segala komposisi yang diperlukan dari rumahnya di Elsmore Road ke Granby Row.
Kemudian, setelah selesai merakit di Granby Row, Abedi membawa benda mematikan itu ke Manchester Arena pada malam hari 22 Mei 2017 untuk diledakkan.
Hingga Kamis 25 Mei 2017, sekitar 8 orang telah diringkus oleh aparat penegak hukum untuk dimintai keterangan mengenai dugaan keterkaitan mereka dengan sang terduga bomber bunuh diri.
Mereka terdiri dari, satu pria berusia 23 tahun yang ditangkap di selatan Manchester, tiga orang yang diringkus di utara Manchester, Ramadan Abedi (ayah Salman) dan Hashem Abedi (adik Salman) yang diringkus di Libya, satu perempuan yang ditangkap di Blackley, Manchester, dan seorang lagi yang ditangkap pada Rabu 24 Mei 2017 malam.