Liputan6.com, Singapura - Seorang wanita berusia 28 tahun dari Pasir Ris, Singapura, terpaksa mendapat perawatan medis pada bagian kelamin. Gara-garanya, ia diserang kepiting saat berjemur tanpa busana di Pantai Changi.
Seorang ahli biologi kelautan memberikan komentar terhadap kasus tersebut. Dia berpendapat, kepiting itu mungkin salah membedakan tampilan vagina dengan tiram yang memang menjadi makanannya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Sunday Register pada Sabtu (27/5/2017), sejumlah laporan media lokal menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada suatu sore di bagian pantai yang nyaris terbengkalai.
Wanita itu sedang bersama dengan 2 orang temannya, mereka merasa mendapat kesempatan bagus untuk berjemur tanpa busana, walaupun hal seperti itu terlarang di Singapura.
Meski ada aturan yang ketat, wanita-wanita itu menjelaskan kepada para wartawan bahwa, ketika tidak ada orang-orang lain, mereka terkadang berjemur tanpa busana agar warna kulitnya menggelap (tanning) secara merata.
"Kami baru 15 menit di pantai itu dan saya sudah tertidur. Saya terbangun ketika teman saya menjerit karena ada sesuatu yang menggigitnya," kata seorang di antara mereka.
"Ia melihat ke bawah dan kaget melihat ada seekor kepiting menggantung di bagian bawah tubuhnya."
Dua wanita itu kemudian berusaha menolong melepaskan kepiting dari teman mereka, kemudian memberikan pertolongan pertama hingga bantuan datang.
"Kami berdua agak malu melihat tempat cedera itu, tapi kami mengabaikannya agar bisa membantu teman kami."
Para wanita itu menceritakan kepada wartawan bahwa mereka khawatir capit kepiting itu beracun, sehingga mereka bergantian menyedot racun dari lukanya.
"Kami tidak mengetahui apakah jenis kepiting itu beracun, jadi, untuk keamanan, kami berupaya membersihkan luka."
Wanita korban gigitan itu mendapat perawatan untuk capitan itu dan diduga akan sembuh dengan hanya sedikit bekas luka. Namun demikian, dampak psikologis gigitan kepiting pada kelamin mungkin akan bertahan lebih lama.
"Kami sudah menasihatinya untuk tidak lagi berjemur tanpa busana," demikian menurut salah satu anggota tim medis.
Kepiting Sebenarnya Pemalu
Sementara itu, seorang ahli biologi kelautan yang diwawancarai tentang kasus itu menjelaskan bahwa dugaan paling mungkin alasan kepiting mata hantu (Ocypode ceratophthalmus) itu menggigit adalah karena salah kira dengan tiram.
"Dalam banyak hal, baik secara visual dan baunya, kelamin wanita itu serupa dengan tiram dan moluska lain."
"Kepiting hantu biasanya sangat pemalu dan tidak mendatangi manusia kecuali jika merasa terancam, jadi kesimpulan jelasnya adalah bahwa hal ini adalah kasus salah identitas."
Teman-teman wanita yang cedera itu dipuji karena bantuan yang cepat dan dewasa menghadapi kejadian itu.
Kata ahli biologi itu, "Capitan seekor kepiting biasanya tidak beracun tapi bisa menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang jika digigit pada bagian yang peka, terutama kelamin."
"Si wanita yang cedera beruntung mendapat bantuan segera dari teman-temannya."
Menurut ahli biologi tersebut, capitan kepiting yang tanpa diserang dulu jarang terjadi pada kepiting. Jadi para pelancong ke pantai sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir. Namun demikian, berjemur tanpa busana bisa berisiko.
"Dalam kasus ini, si wanita itu mendapat luka mendalam pada kelaminnya, tapi ia akan pulih sepenuhnya. Jika terjadi pada pria yang sedang berjemur tanpa busana, capitan kepiting bisa memberikan implikasi yang lebih serius."
Advertisement